#featuredContent{float:left;width:407px;margin-right:10px;display:inline} #featured-slider{position:relative;overflow:hidden;width:407px;height:245px} #featured-slider .sliderPostInfo{position:absolute;bottom:2px;width:407px;min-height:30px;height:auto!important;background:url(http://4.bp.blogspot.com/-bp2HK6MdDXg/T5aB6vI5GPI/AAAAAAAAF98/gwCsmb8Fcks/s1600/transparant.png)} #featured-slider .sliderPostInfo p{color:#fff;font-size:1.1em;padding:0 5px} #featured-slider .sliderPostInfo h2{color:#FFF;font:bold 14px Tahoma;text-transform:none;padding:0 5px} #featured-slider .contentdiv{visibility:hidden;position:absolute;left:0;top:0;z-index:1} #paginate-featured-slider{display:block;background-color:#f0f0f0;margin-bottom:0;padding:0 0 5px} #paginate-featured-slider ul{width:415px;padding-bottom:0;list-style:none} #paginate-featured-slider ul li{display:inline;width:75px;float:left;margin-left:0;margin-right:8px;margin-bottom:3px} #paginate-featured-slider img{padding-top:5px;background:#f0f0f0} #paginate-featured-slider a img{border-top:4px solid #f0f0f0} #paginate-featured-slider a:hover img,#paginate-featured-slider a.selected img{border-top:4px solid #357798}

Halaman

Cari Blog Ini

Jumat, 30 Desember 2011

“Buat Apa Berkerudung Kalau Kelakuan Rusak” Benarkah?



Perempuan yang baik adalah yang bagus agamanya, yang dimaksud ‘agamanya’ adalah agama dalam hati bukan dalam penampilan. Pertanyaan, “Berarti lebih bagus perempuan tidak berkerudung tapi baik kelakuannya (beragama) daripada perempuan berkerudung yang tidak beragama (tidak baik kelakuannya)? Jawab: “Yang lebih bagus adalah perempuan yang berkerudung dan beragama sekaligus.”

Kenapa?

Realitas memperlihatkan kepada kita bahwa perempuan berkerudung lebih banyak yang beragama ketimbang perempuan yang tidak memakai kerudung.

Jika ada perempuan tak memakai kerudung tapi beragama (berakhlaq), maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan tak berkerudung yang rata-rata kurang berakhlaq.

Begitu pula jika ada perempuan berkerudung tapi tidak/kurang beragama, maka itu adalah pengecualian dari perempuan-perempuan berkerudung yang rata-rata beragama.

Kerudung adalah setengah petunjuk kalau wanita yang memakai kerudung tersebut adalah wanita beragama, setengahnya lagi adalah hati atau perilaku kesehariannya.

Bila perilaku keseharian seorang wanita muslimah sudah bagus namun belum berkerudung, segera lengkapi dengan kerudung, agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna. Begitu pula jika seorang wanita muslimah sudah berkerudung, namun akhlaq atau perilaku kesehariannya masih tidak baik, segera lengkapi dengan akhlaq yang baik, agar setengahnya terlengkapi dan menjadi sempurna.

Jadi, jangan ada lagi orang yang berkata “Buat apa berkerudung kalau kelakuan seperti wanita tak beragama (tidak baik), lebih baik tidak berkerudung!!”

Pernyataan itu keliru karena beberapa alasan:

Pertama: Alasan Syar’i

Pernyataan tersebut sama dengan menyeru perempuan untuk melanggar apa yang telah Allah perintahkan kepada wanita muslimah. Di dalam Al-Quran Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)

Kedua: Alasan Logis

Dikatakan sebelumnya bahwa wanita muslimah yang baik akhlaqnya namun tak berkerudung baru setengahnya menunjukkan kalau wanita tersebut beragama, karena setengahnya lagi adalah kerudung, berarti wanita yang tidak baik kelakuannya dan tidak berkerudung, tidak setengah pun menunjukkan bahwa wanita tersebut beragama. Maka, bukankah ini lebih parah nilainya di mata agama? Oleh karena itulah pernyataan di atas tidak menjadi solusi yang tepat.

Solusi yang Tepat

Bagi wanita muslimah yang sudah berkerudung dan merasa kalau akhlaq atau perilakunya masih jauh dari akhlaq seorang wanita muslimah yang sebenarnya, tidak perlu terhasut dengan pernyataan “Buat apa pakai kerudung, kalau…. dst” lantas melepas kerudungnya karena malu.

Solusi yang bijak adalah, biarkan kerudung itu tetap melekat bersamanya sembari berusaha untuk terus mengadakan perbaikan akhlaq atau perilakunya.

Pernyataan Lain

“Kerudungi hati dulu, baru kerudungi penampilan”. Jika pernyataan ini memang pernah terlontar dan pernah ada, alangkah bijak jika pernyataan ini kita ubah menjadi: “Mengerudungi hati tak kalah penting dari mengerudungi penampilan”.

Tentang pernyataan pertama, dikarenakan perbaikan akhlaq adalah proses berkesinambungan seumur hidup yang jelas bukan instan, dan dikarenakan tak ada yang dapat menjamin bagaimana dan seperti apa hari esok dalam kehidupan kita? Masih di atas bumi kah atau di dalam perutnya? Masih memijak kah atau dipijak? Maka menunda berkerudung dengan alasan memperbaiki akhlaq dulu adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan oleh wanita muslimah mana pun.

Adapun pernyataan kedua, memang demikianlah adanya, bacalah Al-Quran dan tadabburi maknanya, maka kita temukan bahwa hampir setiap kali Allah berfirman tentang wanita muslimah yang baik (beragama), isinya adalah tentang “Bagaimana seharusnya wanita muslimah itu berperilaku?” selebihnya adalah tentang “Bagaimana seharusnya wanita muslimah itu berpenampilan?”. Jika berkenan bacalah QS. An-Nur ayat 31, At-Tahrim ayat 5, 10, 11 dan 12, dan seterusnya.

Pernyataan berikutnya adalah:

“Kerudung itu bukan inti dari Islam!” Ya, saya pribadi setuju, memang bukan inti dari Islam, tapi bagian penting dari Islam yang jika bagian itu tidak ada, maka terlalu sulit untuk dikatakan “Ini Islam” sama sulitnya untuk dikatakan “Ini bukan Islam”.

Dikatakan wanita muslimah sulit karena tidak pernah mau pakai kerudung, dikatakan bukan wanita muslimah juga sulit, karena shalat, zakat dan ibadah-ibadah lainnya tetap dikerjakan, juga akhlaqnya adalah akhlaq wanita muslimah.

Kalau saya ibaratkan, hal ini seperti bangunan rumah yang tak nampak seperti rumah, namun lebih tampak seperti gudang; berjendela tanpa kaca, tanpa lantai ubin, dan tanpa atap dan seterusnya.

Dikatakan rumah sulit, karena dari luar hampir tak dapat dibedakan dengan gudang. Dikatakan bukan rumah juga sulit, karena ternyata penghuninya lengkap, pasangan suami istri dan satu anak lelaki.

Jendela berkaca, pintu, atap, dan lantai ubin memang bukan bagian inti dari rumah, tapi tanpa adanya semua itu, sebuah bangunan akan kehilangan identitasnya sebagai rumah, konsekuensinya, orang-orang akan menyangka kalau bangunan tersebut adalah gudang tak berpenghuni.

Kerudung atau jilbab adalah identitas seorang muslimah (wanita beragama Islam). Kerudung lah yang memberi isyarat kepada lelaki-lelaki muslim bahkan semua lelaki bahwa yang mengenakannya adalah wanita terhormat, sehingga sangat tidak pantas direndahkan dalam pandangan mereka, kata-kata mereka, maupun perbuatan mereka (para lelaki).

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59)

Kesimpulan

“Identitas seorang wanita muslimah itu adalah jilbab dan akhlaqnya, akhlaq tanpa jilbab kurang, sama kurangnya dengan jilbab tanpa akhlaq”.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/17744/buat-apa-berkerudung-kalau-kelakuan-rusak-benarkah/#ixzz1hzomg6rA

Selasa, 13 Desember 2011

7 arti lampu kedip2 pada printer canon

Kedip 7 kali hijau, Kedip 7 kali oranye berkedip bergantian

Waste Ink Pad Full / Ink Absorber Full. Printer memerlukan reset menggunakan software general tool resetter atau Ip Tool. Silakan Anda cari informasi download program tersebut di google.

Kedip 3 kali Oranye, Kedip 1 kali hijau

Terjadi masalah di mekanik printer. Sebaiknya menghubungi tempat service printer terdekat, kecuali Anda ingin mencoba memperbaikinya sendiri.

Kedip 4 kali oranye, Kedip 1 kali hijau

Printer absorber full (Waste Ink Pad Full). Printer memerlukan software resetter menggunakan software general tool resetter.

Kedip 5 kali oranye, Kedip 1 kali hijau

Cartridge Color atau black bermasalah. Masalah ini timbul bisa karena konektornya kotor atau chip IC rusak. Silakan Anda bersihkan terlebih dahulu menggunakan penghapus pensil konektor yang terdapat di cartridge dan cobalah pasang kembali. Jika tidak bisa gantilah cartridge Anda.

Kedip 7 kali oranye, Kedip 1 kali hijau

Ada indikasi cartridge yang warna rusak. Biasanya terjadi pada printer Canon IP1980 blink 7 kali oranye 1 kali hijau. Solusinya ganti Cartridge warna. Kerusakan Cartridge disebabkan oleh beberapa hal misalnya chip IC rusak, kotornya konektor atau penyebab lain. Cobalah terlebih dahulu membersihkan konektor sebelum melakukan penggantian cartridge.

Kedip 8 kali oranye, Kedip 1 kali hijau

Merupakan indikator bahwa Ink tank full. Printer Anda perlu di reset menggunakan general tool resetter.

Kedip 14 kali / Kedip 15 kali oranye, Kedip 1 kali hijau

Ada kemungkinan cartridge hitam harus diganti. Cobalah terlebih dahulu membersihkan konektor cartridge karena kemungkinan kotor sehingga koneksinya tidak lancar.

Rabu, 16 November 2011

Mengenal Pertumbuhan Gigi Si Kecil


Tahukah Anda, benih gigi-geligi, baik gigi susu maupun gigi tetap, telah terbentuk sejak bayi berada di dalam kandungan ibu?

Pertumbuhan gigi dimulai sejak usia 6-8 bulan dan diawali dengan pembentukan bagian email yang berwarna putih, lalu diikuti oleh dentin yang berwarna agak kekuningan. Selanjutnya adalah bagian pulpa yang berisi jaringan saraf dan pembuluh darah. Kemudian gigi erupsi dengan sempurna, diikuti dengan penyempurnaan bentuk akar gigi.

Pertumbuhan gigi terjadi pada usia yang berbeda-beda antara bayi. Ada bayi yang berumur 8 bulan tapi belum mempunyai gigi satupun, ada juga bayi yang berumur 6 bulan dan giginya sudah tumbuh.

Tetapi tidak perlu khawatir, untuk merangsang gigi erupsi, orangtua sebaiknya membiasakan si kecil menggigit-gigit sesuatu. Yang digigit bisa berupa mainan yang dibuat dari bahan tidak beracun, atau makanan yang mudah larut, sehingga anak tidak tersedak.

Bila saatnya gigi susu tumbuh, ada beberapa gejala yang dapat dikenali. Misalnya, gusi gatal sehingga si kecil sering memasukkan apapun ke dalam mulutnya. Gejala lain yang mungkin timbul, yaitu gusi di mana gigi yang akan tumbuh tersebut, berwarna kemerahan. Ada beberapa anak yang demam, ada yang tidak mengalami demam. Ada beberapa yang diare, dan mengalami hipersalivasi.

Untuk si kecil, proses tumbuh gigi bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Biasanya saat tumbuh gigi, si kecil akan lebih rewel, mudah demam, diare, atau mual. Segera kunjungi dokter gigi jika terjadi gangguan di luar kebiasaan anak.
sumber : http://id.she.yahoo.com/mengenal-pertumbuhan-gigi-si-kecil.html

Selasa, 08 November 2011

cara alami atasi lelah



SERING terbangun dengan rasa lelah, atau lesu di sore hari yang produktif, pastinya akan sangat membosankan bagi Anda. Nah agar tubuh segar seketika tanpa harus melibatkan cafein, coba beberapa cara alami dibawah ini:

Olahraga
Salah satu cara termudah untuk mengalahkan serangan kelelahan untuk bangun dan bergerak adalah sedikit peregangan. Ini akan memperlancar peredaran darah, melemaskan otot, dan membuat segar. Penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat meningkatkan energi sebesar 20 persen, coba lakukan di pagi atau sore hari.

Makan makanan yang tepat
Sangat mudah untuk membuat pilihan makanan yang buruk ketika Anda lelah, tapi coba tahan keinginan untuk mengambil soda, atau candy bar. Sebaliknya, cari snack sehat untuk meningkatkan energi sebagai gantinya. Misalnya sesuatu yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat. Jika Anda benar-benar merasa sangat lesu, manjakan diri Anda dengan secangkir teh hijau, yang akan membantu memperbaiki metabolisme.

Minum air
Terkadang memerangi kelelahan semudah meraih segelas air ini karena kelelahan adalah salah satu tanda dehidrasi. Pastikan Anda selalu membawa botol air atau mencukupkan diri dengan delapan gelas setiap hari. (Sumber: Sehatnews.com)

Jumat, 04 November 2011

kecupan sayang


penulis : abi via

Banyak hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengungkapkan kasih sayangnya kepada sang anak. Islam sebagai agama nan sempurna melalui kisah Rasul-Nya banyak memberikan teladan dalam hal ini.

Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kasih sayang di dalam qalbu ayah dan bunda, sehingga senantiasa menghiasi segala apa yang ada antara ayah bunda dengan buah cinta mereka. Gambaran apa pun yang ada di antara ayah-ibu dengan anak mereka, tak lain melambangkan kasih sayang mereka. Sekeras apa pun tabiat sang ayah atau bunda, di sana tersimpan kecintaan yang besar terhadap putra-putrinya.

Besarnya kasih sayang ini terlukis dari ungkapan lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melihat seorang ibu di antara para tawanan. Kisah ini disampaikan oleh ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu:

قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلىَّ اللهَ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبِيٌّ ، فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنَ السَبِيِّ تّحْلُبُ ثَدَيْهَا تَسْقَى إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَبِيِّ أَخَذَتْهُ فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ . فَقَالَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةٌ وَلَدَهَا فِي النَّارِ؟ قُلْنَا : لاَ ، وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لاَ تَطْرَحُهُ . فَقَالَ : لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا.

“Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ternyata di antara para tawanan ada seorang wanita yang buah dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di antara tawanan, diambilnya, didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apakah kalian menganggap wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?” Kami pun menjawab, “Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk melemparkan anaknya ke dalam api.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini terhadap anaknya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5999)

Banyak hal yang bisa menjadi ungkapan kasih sayang. Pun yang demikian tak ditinggalkan oleh syariat, hingga didapati banyak contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaimana beliau mengungkapkan kasih sayang kepada anak-anak.
Satu contoh yang beliau berikan adalah mencium anak-anak. Bahkan beliau mencela orang yang tidak pernah mencium anak-anaknya.

Kisah-kisah tentang ini bukan hanya satu dua. Di antaranya dituturkan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيِّ وَعِنْدَهُ الأَقْرَعُ بْنُ حَابِسِ التَّمِيْمِي جَالِسًا، فَقَالَ الأَقْرَعُ : إِنَّ لِيْ عَشْرَةً مِنَ الوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا . فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ: مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin ‘Ali, sementara Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra’ berkata, “Aku memiliki 10 anak, namun tidak ada satu pun dari mereka yang kucium.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandangnya, lalu bersabda, “Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 2318)

Para ulama menjelaskan bahwa ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini umum, mencakup kasih sayang terhadap anak-anak maupun selain mereka. (Syarh Shahih Muslim, 15/77)
Begitu pula yang diceritakan oleh istri beliau, ‘Aisyah bintu Abu Bakr radhiallahu ‘anhuma:

جَاءَ أَعْرَبِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : تُقَبِّلُوْنَ الصِّبْيَانَ فَمَا نُقَبِّلُهُمْ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَوَ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ

“Seorang Arab gunung datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian mengatakan, “Kalian biasa mencium anak-anak, sedangkan kami tidak biasa mencium mereka.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Sungguh aku tidak memiliki kuasa apa pun atasmu jika Allah mencabut rasa kasih sayang dari qalbumu.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5998 dan Muslim no. 2317)

Itulah penekanan beliau, sementara gambaran kasih sayang kepada anak yang lebih jelas dan lebih indah dari itu semua didapati dalam diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau menyambut putrinya, Fathimah bintu Muhammad radhiallahu ‘anha. Peristiwa ini dilukiskan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah bintu Abu Bakr radhiallahu ‘anhuma:

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ كَانَ أَشْبَهَ بِالنَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَمًا وَلاَ حَدِيْثًا وَلاَ جِلْسَةً مِنْ فَاطِمَةَ . قَالَتْ : وَكَانَ النَّبْيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَآهَا قَدْ أَقْبَلَتْ رَحَّبَ بِهَا ، ثُمَّ قَامَ إِلَيْهَا فَقَبَّلَهَا، ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِهَا فَجَاءَ بِهَا حَتَّى يُجْلِسَهَا فِي مَكَانِهِ، وَكَانَ إِذَا أَتَاهَا النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحَّبَتْ بِهِ ، ثُمَّ قَامَتْ إِلَيْهِ فَأَخَذَتْ بِيَدِهِ فَقَبَّلَتْهُ . وَأَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلًَّمَ فِيْ مَرَضِهِ الَّذِي قُبِضَ فِيْهِ، فَرَحَّبَ وَقَبَّلَهَا، وَأَسَرَّ إِلَيْهَا، فَبَكَتْ، ثُمَّ أَسَرَّ إِلَيْهَا، فَضَحِكَتْ، فَقُلْتُ لِلنِّسَاءِ : إِنْ كُنْتُ لأَرَى أَنَّ لِهَذِهِ الْمَرْأَةِ فَضْلاً عَلَى النِّسَاءِ، فَإِذَا هِيَ مِنَ النِّسَاءِ ! بَيْنَمَا هِيَ تَبْكِي إِذَا هِيَ تَضْحَكُ ! فَسَأَلْتُهَا : مَا قَالَ لَكَ ؟ قَالَتْ : إِنِّي إِذًا لَبَذِرَةٌ ! فَلَمَّا قُبِضَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ : أَسَرَّ إِلَيَّ فَقَالَ : (( إِنِّي مَيِّتٌ )) فَبَكَيْتُ ، ثُمَّ أَسَرَّ إِلَيَّ فَقَالَ : (( إِنَّكِ أَوَّلَ أَهْلِي بِي لُحُوْقًا )) فَسَرَرْتُ بِذَلِكَ فَأَعْجَبَنِي .

“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam bicara maupun duduk daripada Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang padanya, lalu berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau menggamit tangannya dan membimbingnya hingga beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk beliau. Demikian pula jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepada Fathimah, maka Fathimah mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggamit tangannya, lalu mencium beliau. Suatu saat, Fathimah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau menderita sakit menjelang wafat. Beliau pun mengucapkan selamat datang dan menciumnya, lalu berbisik-bisik kepadanya hingga Fathimah menangis. Kemudian beliau berbisik lagi padanya hingga Fathimah tertawa. Maka aku berkata pada para istri beliau, ‘Aku berpandangan bahwa wanita ini memiliki keutamaan dibandingkan seluruh wanita, dan memang dia dari kalangan wanita. Dia tengah menangis, kemudian tiba-tiba tertawa.’ Lalu aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang beliau katakan padamu saat itu?’ Fathimah menjawab, ‘Kalau aku mengatakannya, berarti aku menyebarkan rahasia.’ Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah wafat, Fathimah berkata, ‘Waktu itu beliau membisikkan padaku: Sesungguhnya aku hendak meninggal. Maka aku pun menangis. Kemudian beliau membisikkan lagi: Sesungguhnya engkau adalah orang pertama yang menyusulku di antara keluargaku. Maka hal itu menggembirakanku’.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no.725)

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, seorang shahabat yang senantiasa menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam melayaninya pun turut mengungkapkan bagaimana rasa sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada putranya yang lahir dari rahim Mariyah Al-Qibthiyyah radhiallahu ‘anha:

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَرْحَمَ بِالعِيَالِ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صِلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ : كَانَ إِبْرَاهِيْمُ مُسْتَرْضِعًا لَهُ فِي عَوَالِي الْمَدِيْنَةِ . فَكَانَ يَنْطَلِقُ وَنَحْنُ مَعَهُ . فَيَدْخُلُ البَيْتَ وَإِنَّهُ لَيُدَّخَنُ . وَكَانَ ظِئْرُهُ قَيْنًا . فَيَأْخُذُهُ فَيُقَبِّلُهُ ثُمَّ يَرْجِعُ

“Aku tak pernah melihat seseorang yang lebih besar kasih sayangnya kepada keluarganya dibandingkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Anas berkata lagi, “Waktu itu, Ibrahim sedang dalam penyusuan di suatu daerah dekat Madinah. Maka beliau berangkat untuk menjenguknya, sementara kami menyertai beliau. Kemudian beliau masuk rumah yang saat itu tengah berasap hitam, karena ayah susuan Ibrahim adalah seorang pandai besi. Kemudian beliau merengkuh Ibrahim dan menciumnya, lalu beliau kembali.” (Shahih, HR. Muslim no. 2316)

Kisah ini menunjukkan kemuliaan akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, serta kasih sayangnya terhadap keluarga dan orang-orang yang lemah. Juga menjelaskan keutamaan kasih sayang terhadap keluarga dan anak-anak, serta mencium mereka. Di dalamnya juga didapati kebolehan menyusukan anak pada orang lain. Demikian dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi. (Syarh Shahih Muslim, 15/76)

Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih dari kalangan shahabat radhiallahu ‘anhum, hal ini pun ditemukan di kalangan mereka. Bahkan dilakukan oleh shahabat yang paling mulia, Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Ketika Abu Bakr radhiallahu ‘anhu tiba di Madinah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hijrah, dia mendapati putrinya, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha sakit panas. Al-Barra’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu yang menyertai Abu Bakr saat menemui putrinya mengatakan:

فَدَخَلْتُ مَعَ أَبِيْ بَكْرٍ عَلَى أَهْلِهِ، فَإِذَا عَائِشَةُ ابْنَتُهُ مُضْطَجِعَةٌ قَدْ أَصَابَتْهَا حُمَّى، فَرَأَيْتُ أَبَاهَا يُقَبِّلُ خَدَّهَا وَقَاَل : كَيْفَ أَنْتِ يَا بُنَيَّة ؟

“Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata ‘Aisyah putrinya sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat ayah ‘Aisyah mencium pipinya dan berkata, ‘Bagaimana keadaanmu, wahai putriku?‘.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 3918)

Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seorang ayah yang paling mulia di antara seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan mencium putra-putri dan cucu-cucunya. Begitu pun yang beliau ajarkan kepada seluruh manusia. Keberatan apa lagikah yang menggayuti seseorang yang mengaku mengikuti beliau untuk mengungkapkan kasih sayang di hatinya dengan pelukan dan ciuman kepada anak-anaknya?
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab

Sumber: http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=167

pandangan mata


Penulis: abi via


‘Pandangan mata’ ternyata bukan perkara remeh. Darinya, bisa muncul berbagai macam bahaya atau kejelekan bagi yang dipandang. Sekilas memang tak masuk akal, namun banyak kenyataan menunjukkan sebaliknya.

Si kecil tumbuh begitu lincah dan menggemaskan. Duhai, tak ada yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Rabb seluruh alam! Betapa bahagia rasanya memandang dan menikmati segala tingkah dan celotehnya.

Tak jarang komentar kekaguman berdatangan dari setiap mata yang memandang. Namun ungkapan semacam itu terkadang dianggap tabu, hingga ayah atau ibu biasanya segera menyergah, “Jangan dipuji, nanti jadi sakit lho!” atau pun dengan tanggapan-tanggapan semacam.

Terkadang pula terjadi, ayah dan ibu dibuat bingung karena buah hati mereka jatuh sakit, rewel, atau turun berat badannya tanpa sebab yang pasti. Pengobatan di dokter ahli sekalipun seakan tak membawa hasil.

Ada apa sebenarnya di balik pujian? Benarkah pujian dapat menyebabkan si buah hati jadi celaka? Ataukah ada faktor lainnya? Haruskah kita mempercayai sesuatu yang rasanya sulit dicerna oleh akal itu?

Sesungguhnya semua itu bukan semata akibat dari pujian yang terlontar, akan tetapi berawal dari pandangan. Pandangan mata seseorang dapat berpengaruh buruk pada diri orang yang dipandang, baik pandangan mata itu menatap dengan kedengkian atau pun kekaguman. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan tentang adanya pengaruh pandangan mata ini melalui lisan Rasul-Nya yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pandangan mata, atau diistilahkan dengan ‘ain, adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap bagus disertai dengan kedengkian yang muncul dari tabiat yang jelek sehingga mengakibatkan bahaya bagi yang dipandang. (Fathul Bari, 10/210)

Hal ini dijelaskan pula oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah bahwa ‘ain itu benar-benar ada dan telah jelas adanya secara syar’i maupun indrawi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan hampir-hampir orang-orang kafir itu menggelincirkanmu dengan pandangan mereka.” (Al-Qalam: 51)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan selain beliau menafsirkan ayat ini bahwa orang-orang kafir itu hendak menimpakan ‘ain kepadamu dengan pandangan mata mereka.

Demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang keberadaan ‘ain ini, sebagaimana disampaikan oleh putra paman beliau, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“‘Ain itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, tentu akan didahului oleh ‘ain. Apabila kalian diminta untuk mandi, maka mandilah.” (Shahih, HR. Muslim no. 2188, Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah, 1/164-165)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan, hadits ini menjelaskan bahwa segala sesuatu terjadi dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak akan terjadi kecuali sesuai dengan apa yang telah Allah takdirkan serta didahului oleh ilmu Allah tentang kejadian tersebut. Sehingga, tidak akan terjadi bahaya ‘ain ataupun segala sesuatu yang baik maupun yang buruk kecuali dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari hadits ini pula terdapat penjelasan bahwa ‘ain itu benar-benar ada dan memiliki kekuatan untuk menimbulkan bahaya. (Syarh Shahih Muslim, 14/174)

‘Ain dapat terjadi dari pandangan yang penuh kekaguman walaupun tidak disertai perasaan dengki (hasad). Demikian pula timbulnya ‘ain itu tidak selalu dari seseorang yang jahat, bahkan bisa jadi dari orang yang menyukainya atau pun orang yang shalih. (Fathul Bari, 10/215)

Bahkan di antara para shahabat yang notabene mereka itu adalah orang-orang yang paling mulia setelah para nabi pun, terjadi ‘ain ini. Kisah tentang hal ini dituturkan oleh Abu Umamah, putra Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu:

“‘Amir bin Rabi’ah pernah melewati Sahl bin Hunaif yang sedang mandi, lalu ia berkata, ‘Aku tidak pernah melihat seperti hari ini dan aku tak pernah melihat kulit seperti kulit wanita yang dipingit.’ Tidak berapa lama, Sahl terjatuh. Kemudian dia didatangkan ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang pun mengatakan kepada beliau, ‘(Wahai Rasulullah), segera selamatkan Sahl, ia telah terbaring.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Siapa yang kalian tuduh dalam hal ini?’ Mereka menjawab, ‘Amir bin Rabi’ah.’ Beliau pun berkata, ‘Atas dasar apa salah seorang di antara kalian hendak membunuh saudaranya? Apabila seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan dari diri saudaranya, hendaknya ia mendoakan kebaikan padanya.’ Kemudian beliau meminta air dan memerintahkan ‘Amir untuk berwudhu’, maka ‘Amir pun membasuh wajahnya, kedua tangan hingga sikunya, kedua kaki hingga lututnya, serta bagian dalam sarungnya. Lalu beliau memerintahkan untuk menuangkan air itu pada Sahl.” (HR. Ibnu Majah no. 3500, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3908/4020 dan Al-Misykah no. 4562)

Tergambar pula dengan jelas dalam kisah ini, apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada seseorang yang terkena ‘ain. Demikian pula dalam perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“‘Ain itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, tentu akan didahului oleh ‘ain. Apabila kalian diminta untuk mandi, maka mandilah.”

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan bahwa perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan, apabila seseorang diketahui menimpakan ‘ain, maka ia diminta untuk mandi, dan mandi ini merupakan cara pengobatan ‘ain yang sangat bermanfaat. Dituntunkan pula bila seseorang melihat sesuatu yang mengagumkan hendaknya segera mendoakan kebaikan padanya, karena doanya itu merupakan ruqyah (pengobatan) baginya. Beliau juga menyatakan bahwa ‘ain yang menimpa seseorang dapat mengakibatkan kematian. (Fathul Bari, 10/215)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk melakukan ruqyah, yaitu pengobatan dengan Al Qur’an dan dzikir-dzikir kepada Allah, terhadap orang yang terkena ‘ain. Beliau memerintahkan hal itu pula kepada istri beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk melakukan ruqyah dari ‘ain.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5738 dan Muslim no. 2195)

Begitu pula yang beliau perintahkan ketika melihat seorang anak perempuan yang terkena ‘ain pada wajahnya. Peristiwa ini dikisahkan oleh istri beliau, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seorang anak perempuan di rumah Ummu Salamah yang pada wajahnya ada kehitam-hitaman. Beliau pun berkata, ‘Ruqyahlah dia, karena dia tertimpa ‘ain’.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 5739 dan Muslim no. 2197)

Diceritakan pula oleh Jabir bin ‘Abdullah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh agar anak-anak Ja’far bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu diruqyah:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’ bintu ‘Umais, “Mengapa aku lihat anak-anak saudaraku kurus-kurus? Apakah karena kekurangan?”. Asma’ menjawab, “Bukan, akan tetapi mereka cepat terkena ‘ain.” Beliau pun berkata, “Ruqyahlah mereka!”. Asma’ berkata: Maka aku serahkan urusan ini kepada beliau, lalu beliau pun berkata, “Ruqyahlah mereka.” (Shahih, HR. Muslim no. 2198)

Bahkan Jibril ‘alaihis salam pernah meruqyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sakit dengan doa:

“Dengan nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitkanmu dan dari setiap jiwa atau pandangan yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu.” (Shahih, HR. Muslim no. 2186)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memohon perlindungan dari ‘ain, sebagaimana dikabarkan oleh shahabat yang mulia, Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berlindung dari jin dan pandangan manusia, hingga turun surat Al-Falaq dan surat An-Naas. Ketika keduanya telah turun, beliau menggunakan keduanya dan meninggalkan yang lainnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2059 dan Ibnu Majah no. 3511, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah no. 2830)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa menjaga diri dari ‘ain boleh dilakukan dan bukan berarti meniadakan tawakkal kepada Allah. Bahkan sikap demikian ini termasuk tawakkal, karena tawakkal adalah bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala disertai melakukan ‘sebab’ yang diperbolehkan atau diperintahkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memohonkan perlindungan untuk Al-Hasan dan Al-Husain dengan doa:

“Aku memohon perlindungan bagi kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan binatang berbisa, dan dari setiap pandangan yang jahat.”

Demikian pula yang dilakukan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam terhadap kedua putranya, Nabi Ishaq dan Nabi Isma’il ‘alaihimas salam. (Fatawa Al-Mar’ah Al-Muslimah, 1/165-166)

Betapa ayah dan ibu akan berduka bila pandangan mata itu menimpa buah hatinya. Tentu mereka akan berusaha sekuat tenaga di atas jalan Allah dan Rasul-Nya untuk menghindarkannya, jauh sebelum ‘ain itu datang menerpa. Buah hati tercinta, semogalah selamat selamanya.

Wallahu a’lamu bish shawab.

Sumber: http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=133

Jumat, 08 Juli 2011

SABAR DAN IKHLAS



Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenagkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.

Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)

Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?

Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.

Jadi, jangan menjadi stres, terpukul dan merasa kehilangan yang sangat berat, apabila kemarin kita masih punya mobil, sekarang sudah tidak lagi, jangan stres dan bersedih hati apalagi sampai meratapi nasib, apabila bulan kemarin usaha kita masih sukses, sedangkan sekarang kita mengalami kegalalan yang besar.

Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).

Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)

Apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan sebaik-baiknya, insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :

1. Kita harus percaya pada jaminan Allah bahwa : ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al Baqarah [2] : 286). Allah SWT yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
2. Sebenarnya, kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.
3. Coba kita tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan, kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan kenyamanan untuk kita? Atau bisa membuat ujian tersebut tidak jadi datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang mari kita pikirkan kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah, tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah segalanya.
4. Kita harus selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah. Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : ”Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)

Karena itu, marilah kita sabar dan ikhlas dalam segala keadaan, yakinlah bahwa janji Allah pasti benar. Percayalah, sabar dan ikhlas, akan membuahkan kebahagiaan hidup.

Jamil Abdul
from : http://jalandakwahbersama.wordpress.com

http://dewiyana.cybermq.com

Senin, 06 Juni 2011

Catatan Seorang Pria



Tahukah kamu, mengapa saya suka wanita yang berjilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan, bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini, mulai dari keluar pintu rumah hingga kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau, di kampus tempat saya seharian di sana, ke arah manapun saya memandang selalu membuat mata saya terbelalak . Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, yaitu mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.
Melihat ke depan, ada perempuan berlenggok dengan seutas Tank Top. Menoleh ke kiri, pemandangan “pinggul terbuka” . menghindar ke kanan, ada sajian “Celana ketat plus You Can see”. Balik ke belakang, di hadang oleh “dada menantang”. Astaghfirullah, kemana lagi mata ini harus memandang?
Kalau berbicara tentang ‘nafsu’, jelas saya suka. Hal seperti di atas, itu mah kurang merangsang. Tapi sayang, saya tidak ingin hidup ini di balut oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita, bukan sebagai objek pemuas mata, tetapi sebagai sosok yang mempesona, dan kalau di pandang, bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas di tarik oleh pikiran ‘ngeres’, dan hati pun menjadi keras.
Andai saja wanita mengerti apa yang dipikirkan seorang laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali, bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki dengan aset berharga yang mereka punya.
Istilah seksi --- kalau boleh saya definisikan--- berdasarkan kata dasarnya adalah ‘penuh daya tarik seks’. Kalau ada wanita yang dikatakan seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu,. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan di hargai, semestinya Anda malu. Karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi Anda, membayangkan Anda sebagai objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap Anda melakukan lebih seksi , lebih, dan lebih lagi. Dan Anda tau, kesimpulan apa yang ada dalam benak sang lelaki? Kesimpulannya yaitu Anda bisa di ajak untuk begini dan begitu, alias ‘gampangan’.
Mau tidak mau, sengaja atau tidak, Anda sudah membuat diri Anda tidak dihargai dan tidak dihormati oleh penampilan Anda sendiri, yang Anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu buruk terjadi pada diri Anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin Anda menjawab ‘lelaki’ , bukan? Betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di jaman sekarang ini.
Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalu tidak ada yang jual. Simpel saja,orang pasti beli kalau ada yang nawarin. Apalagi kalau barang bagus itu gratis, pasti semua orang akan berebut menerima. Nah, apa bedanya dengan Anda menawarkan penampilan seksi pada khalayak ramai? Saya yakin, siapa yang melihat pasti ingiin mencicipinya.
Begitulah seharian tadi, saya harus menahan penyiksaan mata ini. Bukan hanya hari ini saja, tapi seperti itulah rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya? Tapi saya sungguh takut dengan dzat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkannya? Sungguh, suatu dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.
Allah ta’ala telah berfirman,”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita-wanita beriman,’hendaklah mereka menahan oandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS.An-Nuur:30-31)
Jadi, tak salah bukan, kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer, menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor? Saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tidak bisa mempertanggungjawabkan nantinya. Jadi, tak salah juga, kalau saya paling malas di ajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian?
Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi Anda para wanita, apakah akan selalu dan semakin menyiksa kami sampai tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian terpakssa mengambil keputusan untuk menikmati pemandangan yang Anda sajikan?
So, berjilbablah ! karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk dimata.
(di kutip dari sebuah blog)

Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi pemicu bagi kita untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik lagi dan menjadi seorang hamba yang terus istiqomah berjuang di jalan-Nya.

http://lulu-nurlaila.blogspot.com/2011/01/jaga-kehormatanmu-wahai-saudariku.html

Rabu, 20 April 2011

Menjaga Lisan



setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi mungkar ( memerintahkan kebaikan, melarang kemungkaran) dan Dzikrullah Azza wa Jalla (mengingat Allah Azza wa Jalla). (HR Tirmidzi)

Mengapakah pada saat-saat beribadah kepada Allah, kita sering tidak merasakan kekhusyukan, apalagi sampai dapat menitikkan air mata, sehingga hampir tidak pernah terasakan lagi lezat dan nikmatnya menghadap Allah?

Ternyata semua itu berpangkal dari hati yang kesat dan kotor. Di dalam hati yang demikian memang tak akan pernah bersemayam nuur (cahaya) iman yang sesungguhnya.

Akibat lain dari memiliki hati yang busuk, kusam, kusut, dan kotor adalah tidak akan pernah mampu kita melahirkan kalimat-kalimat lisan yang benar dan bermutu. Tiap-tiap kalimat yang keluar dari lisan, kata Syeikh Ibnu Atha’illah, pastilah membawa corak bentuk hati yang mengeluarkannya. Betapa tidak? Hati itu bisa diibaratkan dengan teko. Teko hanya mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka yang keluarpun pastilah air kopi. Demikian pula jika isinya air bening, maka yang keluar pun pstilah air bening,

Terjadinya lisan seseorang menghamburkan kata-kata kasar, menyakitkan, jorok, dan sia-sia, semua itu, tidak bisa tidak, bersumber dari hati yang tidak beres. Seseorang yang hatinya tidak selamat akan sangat sulit mengendalikan lisannya. Apa saja yang terlihat di depan matanya niscaya akan membuat lidahnya gatal untuk segera berkomentar, terlepas dari komentarnya itu bermutu atau tidak, bermanfaat bagi dirinya atau tidak, ada yang mendengarkan atau tidak. Jelas, tak akan pernah disadari bahwa perkataaanya mungkin bisa sisa-sia.

Bahakan tidak jarang pada akhirnya sang lisan jadi tergelincir ke dalam perbuatan ghibah karena hanya gemar menyelisik kekurangan dan air orang lain. Bilapun perkataannya didengar oleh orang yang dinilainya, maka jadilah ia perkataan yang menganiaya dan menyakiti perasaannya. Bahkan tidak jarang pula lebih meningkat lagi daripada itu, yakni fitnah! Padahal, sungguh pandangan manusia itu amat terbatas untuk menilai kebaikan atau keburukan seseorang.

Perkataan yang kurang bermutu dan hampa maknsa bisa juga keluar dari lisan seseorang yang didasari oleh hati yang tidak ikhlas. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Adalah ia seroang sahabat, guru, atasan, bahkan mubaligh atau orang tua sekalipun. Mengapa ada seorang anak yang habis-habisan dinasihati oleh orang tua atau gurunya, tetapi tetap saja berkelakuan buruk? Jawabnya, mungkin karena mereka tidak menasihatinya dengan hati yang benar-benar tulus semata-mata ingin membimbing sang anak ke jalan yang benar. Mungkin nasihat itu keluar dari lisannya seraya hatinya penuh diselimuti nafsu amarah.

Mengapa pula seorang mubaligh telah habis-habisan berceramah menyampaikan kebenaran, tetapi toh tak membekas sama sekali di hati para jamaahnya? “kemungkinan yang demikian itu dari engku sendiri,” kata Muhammad bin Wasi’, seorang ulama ahli ma’rifat. Sebab, kata Wasi’, bila nasihat itu keluar dai hati yang ikhlas, pastilah masuk ke dalam hati. Sebaliknya nasihat yang hanya berupa gubahan lidah dan reka-rekaan belaka, ia akan masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Sebagus apa pun kata-kata yang terucap, bila keluar dari hati yang riya, sum’ah (sekedar mencari popularitas), ujub, atau takabur, maka ia taka akan pernah mampu menghunjam ke dalam lubuh hati pendengarnya.

Lidah memang tak bertulang. Mengeluarkan kata-kata yang bagimanapun dari lisan sungguh termat mudahnya. Akan tetapi, apa dampaknya dan bagaimana akibatnya, itulah yang sering tidak terpikirkan. Sepatah kata yang terucap sama sekali tidak akan membuat tubuh seseorang terluka, namun siapa yang tahu kalau justru hatinya yang tersayat-sayat. Atau sebaliknya, sepatah kata yang terucap, justru malah menjadi penyebab si pengucapnya mendapat celaka ataupun selamat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak. Rasulullah saw bersabda, “setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi munkar dan Dzikrullah ‘Azza wa Jalla!” (HR Trimidzi)

Karenanya, jangan heran kalau hanya disebabkan sepatah dua patah kata saja yang terlontar dari mulut bisa terjadi perkelahian, dua orang saudara bisa bermusuhan, bahkan membuat seseorang mendekam di balik terali besi. Sebaliknya, tidak perlu heran pula bila berkat satu dua patah kata seseorang bisa selamat dari malapetaka yang akan menimpanya.

Apalagi balasan yang akan menimpa kita di akhirat kelak sebagai akibat terpelihara atau tidaknya lisan. “Barang siapa yang memelihara apa yang ada di antara janggutnya (yakni lisannya) dan apa yang ada di antara kedua pahanya (yakni farjinya) karena aku, “ sabda Rosulullah, “niscaya akan kujamin dia masuk surga” (HR Bukhari). Sesungguhnyalah, “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR Tirmidzi).

Dengan demikian, hendaknya kita selalu berhati-hati dengan lisan. Setiap kata yang hendak diucapkan hendaknya terlebih dahulu dipikirkan masak-masak. Sekiranya kata-kata yang akan terucapkan itu tidak ada manfaatnya, sebaiknya kita memilih diam. Rosulullah saw bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim)

Lidah, tanda tenaga dan tanpa biaya bisa kita gerakkan setiap saat. Barang siapa di antara kita terlampau banyak bicara, akan sangat cepat mengeraskan hati. Orang yang paling beruntung di dunia ini adalah “fal yaqul khairan au liyashmut” – orang yang sangat bisa memperhitungkan setiap kata-kataya. Barang siapa yang berpiirnya lebih banyk daripada bicaranya, insyaAllah, kata-katanya akan membersihkan hati.

Hati yang selamat, Subbanallah, siapapun pasti merindukannya. Hati yang selamat tidak ahanya akan menyelamatkannya di dunia, tetapi juga di yaumil hisab nanti. Yakni, “Yauma laa yanfa’u maalun walaa banuun, illaa man atallaaha bi qalbin saliim” (QS Asy Syu’ara [26] : 88-89). Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi bermanfaat, kecuali hati yang selamat!
Dari Buku Bening Hati KH Abdullah Gymnastiar oleh Basyar Isya


Siapa pun yang ingin atau yang sudah menikah, tentunya menginginkan rumah tangganya sakinah mawaddah wa rohmah. Dengan persepsi yang berbeda-beda dari masing-masing orang mengenai hal itu, maka berbeda pula usaha yang dilakukan ke arah itu.

Banyak sebagian orang, yang melakukan persiapan menuju pernikahan dan rumah tangga yang didambakan, dengan memegang persepsi yang dimilikinya. Sebagai contoh, ada yang ingin mengenal calon pasangannya terlebih dahulu, yaitu dengan melakukan pacaran. Ada juga yang menganggap, bahwa apabila ingin terbentuk rumah tangga yang bahagia, harus membangun cinta terlebih dahulu oleh masing-masing calon pasangan, sebelum menuju ke pernikahan.

Namun, presepsi-presepsi tadi sungguh keliru, dan banyak fakta yang membuktikan, bahwa hal itu tidak benar. Pacaran atau perkenalan dengan calon pasangan dalam waktu yang lama, tidak menjamin seseorang akan merasakan bahagia di dalam rumah tangganya kelak. Bahkan banyak sekali kasus retaknya rumah tangga, dikarenakan merasa tertipu dengan pasangannya yang berubah, dan tidak seperti orang yang dikenalnya dimasa pacaran.

Sebagai orang beriman, dengan syariat yang dipegangnya, meyakini bahwa ketika menginginkan terbentuk rumah tangga yang harmonis, maka mereka akan mengikuti proses yang syar’i, baik sebelum dan sesudah menikah. Dengan proses inilah, maka rumah tangga yang didambakan, insya Allah akan terwujud.

Seperti apa saja proses yang syar’i sebelum dan sesudah menikah, dan bagaimanakah kiat-kiat menjaga keharmonisan rumah tangga kita agar tetap sakinah mawaddah wa rohmah. Inilah beberapa kiat diantaranya.

1. Berbagi visi dan cita-cita

Dalam menentukan pasangan hidup, tentunya di awal pernikahan kita harus benar-benar meluruskan niat kita. Seseorang pastinya memiliki visi dan cita-cita yang dipegangnya, maka alangkah baiknya jika calon pasangan yang akan menjadi pasangan hidup nanti, memiliki visi dan cita-cita yang tidak jauh berbeda , terutama yang satu fikroh dari segi agamanya atau satu manhaj, agar nantinya lebih mudah dalam berkomunikasi dan menentukan arah dan langkah hidup selanjutnya.

2. Saling percaya

Menjaga kepercayaan yang diberikan pasangan hidup kita, merupakan hal yang harus dilakukan. Jagalah kepercayaan ini dengan baik, dan hendaknya berjalan lurus sesuai tuntunan agama, maka yang akan tumbuh adalah rasa saling percaya.

3. Saling menghargai

Dalam hal ini kita bisa mencontoh Rasulullah SAW, yang begitu lembut dan menghargai para isteri beliau. Sampai-sampai, pada suatu hari Rasulullah SAW pulang larut malam dan tak dapat membuka pintu karena isteri Beliau tertidur di depannya, maka Rasulullah SAW memutuskan tidur di luar rumah,… subhanallah.

4. Mudah memaafkan

Dalam hidup ini, tentu saja tak ada gading yang tak retak, maka jika salah satu diantara pasangan hidup kita berbuat salah, maka maafkanlah, dan selesaikan semua persoalan dengan bijak.

5. Keterbukaan

Sebagai pasangan suami atau istri, jangan pernah ada sedikit rahasiapun yang tertutupi. Segala permasalahan baik yang besar dan kecil, hendaknya kita ceritakan dengan pasangan hidup kita, dengan catatan semua itu untuk kebaikan bersama, adapun kalau sekiranya ketika kita melempar satu masalah pada pasangan hidup kita kemudian akan membuat pasangan hidup kita jadi tidak nyaman, maka alangkah baiknya kita selesaikan masalah tersebut tanpa melibatkan pasangan kita.

6. Bersahabat dalam suka dan duka

Kebahagiaan pasangan adalah kebahagian kita, kesedihan pasangan juga kesedihan kita. Hendaknya kita selalu bersama dengan pasangan hidup kita baik suka maupun duka. arungi samudera rumahtangga bersama untuk menuju ketepian dengan bahagia.

7.Menerima kekurangan pasangan hidup

Kita ketahui bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa. Pasangan hidup kita tentunya bukan malaikat, dan pastinya punya kekurangan, juga pernah melakukan kesalahan. Namun yakinlah, di balik kekurangan pasangan hidup kita, pasti Allah SWT ciptakan berbagai kelebihannya. Dan yakinlah, pasangan hidup yang dipilihkan Allah untuk kita, adalah yang terbaik. jadi adanya suami istri adalah untuk sa,ing melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing, bukan untuk saling membanggakan diri dan meremehkan yang lain.

8.Bersikap murah hati dalam kemesraan

Biasanya wanita lebih bersifat romantis dibandingkan seorang pria, Namun berusahalah, diantara masing-masing pasangan, baik suami atau istri, untuk sama-sama memiliki sikap romantis pada pasangan hidupnya. Walaupun hanya sikap romantis yang kita anggap ringan, semisal kata-kata yang lembut, ber sms mesra dengan menanyakan kabar, dan lain sebagainya.

9.Ciptakan kejutan bagi pasangan

Kadang-kadang kejutan yang kecil pun sangat bermakna bagi pasangan hidup kita. Semisal membawakan oleh-oleh makanan kesukaannya, atau memberikan hadiah karena kebaikan yang dilakukannya selama ini, atau mengatakan cinta setelah sekian lama tidak kita ucapkan. Dan kejutan-kejutan lainnya yang akan membahagiakan pasangan hidup kita. Jangan lupa ucapkan syukur kita pada Allah SWT, yang telah menganugerahkan pasangan hidup untuk kita.

10.Jangan sepelekan janji

Bila sudah berjanji dengan pasangan hidup kita, usahakanlah untuk menepatinya, biarpun untuk hal-hal yang kecil atau sepele. Namun masing-masing pasangan pun harus bisa memaklumi, jika janji yang diucapkannya tidak ditepati, karena mungkin ada hal yang lebih penting. Ya semua akan terasa indah manakala kita dapat memahami setiap pasangan hidup kita.

Demikian, beberapa kiat yang bisa kita usahakan, agar keharmonisan di dalam rumah tangga bisa terjaga dengan baik. Mudah-mudahan pembahasan kali ini dapat memberikan pencerahan bagi keluarga muslim dimana saja. Sampai disini perjumpaan kita dalam Panduan Keluarga, dan Insya Allah kita bertemu kembali di Panduan Keluarga berikutnya, tentunya dengan tema-tema yang menarik lainnya. Wallahu’alam.

Wasslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yang Membuat Wanita Suka Pria



VIVAnews - Pria bisa menjadi sangat seksi di mata wanita. Bukan hanya karena bentuk tubuh dan parasnya yang rupawan, tapi juga sikap manisnya yang membuat wanita jatuh cinta.

Berikut beberapa karakter pria yang mampu membuat wanita tak ragu mengejar, seperti dikutip dari laman Times of India:

1. Diam

Wanita menyukai karakter ini karena menyimpan sisi misteri. Bagi wanita, karakter ini memperlihatkan sosok yang memancing rasa penasaran. Namun, bukan berarti wanita tak suka pria yang banyak bicara. Hanya, wanita seringkali merasa hilang rasa saat melihat pria banyak cakap yang tak alami. Wanita justru akan melihat sisi kekonyolan dari pria yang banyak bicara hanya demi menarik perhatian wanita.

2. Membangun Mistik

Sekali lagi, wanita sangat senang sisi misteri seorang pria. Wanita akan menyimpan rasa penasaran saat melihat banyak informasi yang masih tertutup saat berkenalan. Wanita suka pria yang tak terlalu banyak mengumbar cerita sebelum ditanya.

3. Humor renyah

Wanita senang pria yang humoris tetapi tidak ‘jayus’. Selain mencairkan suasana yang beku, humor yang menarik bisa menjadi daya tarik tersendiri di mata wanita. Humor bisa mengungkap kecerdasan pria.

4. Tarik ulur

Wanita suka dibuat penasaran. Itulah mengapa wanita seringkali justru tergila-gila dengan pria yang tak terlalu agresif. Rasa penasaran itu seringkali tumbuh menjadi rasa kehilangan saat si pria tiba-tiba menghilang sesaat dan muncul lagi dengan sentuhan romantis.

5. Penuh perhatian

Setiap gadis senang diperlakukan seperti putri. Namun, sebelum melakukannya lebih jauh seperti membeli mawar dan kado, kirimkanlah pesan-pesan sederhana yang mampu menarik perhatiannya.

sumber : http://id.berita.yahoo.com/yang-membuat-wanita-menggilai-pria-20110418-003833-028.html

Jumat, 25 Maret 2011

Istri Shalihah Penyejuk Hati



sumber : majalah salafy


tentang-pernikahan.com - Dengan wajah lesu dan tatapan penuh kekecewaan, seorang suami mengadukan permasalahan yang sedang dia hadapi bersama istrinya kepada salah seorang sahabatnya yang mengerti agama.

“Saya hampir tidak pernah menikmati kecantikan istri saya yang sebenarnya dia miliki, “kata si suami mengawali pengaduannya. Istrinya hanya mau berdandan bila akan ke pesta atau sekedar jalan-jalan. Tetapi si istri tidak punya kebiasaan seperti itu bila tidak keluar, bahkan dianggapnya lucu karena bukan pada tempatnya untuk berdandan di rumah. Begitulah kira-kira isi keluhan si suami. Sahabatnya menasehati. “Tunaikanlah hak istrimu yaitu didiklah ia dengan ajaran agama, agar mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya, bersabar dan banyaklah berdoa pada Allah. “Suami itu tersentak sadar bahwa meskipun perjalan rumah tangganya dengan sang istri telah membuahkan lima anak dia sama sekali belum menunaikan hak istri yang satu ini.

Istri Shalihah

Ingin selalu tampil cantik dihadapan lawan jenisnya sudah menjadi kesenangan tersendiri bagi umumnya wanita. Namun kenyataan yang ada sekarang sering istri berpikir terbalik. Didalam rumah dan dihadapan suaminya, istri merasa tidak begitu perlu untuk tampil dengan dandanan yang cantik dan memikat. Namun jika keluar rumah segalanya dipakai; baju yang bagus, aksesoris indah, make-up yang mencolok dan parfum yang semerbak turut melengkapi agar dapat tampil wah.

Lalu bagaimana cara menyelamatkan keadaan yang terbalik ini?
dengan penuh kemantapan dan tanpa ragu sedikitpun, jawabannya adalah kembali kepada ketentuan syari’ah islam dan tidak ada alternatif lain. Islam telah memberikan bimbingan, bagaimana menjadi istri yang shalihah, sebagaimana ciri-cirinya telah disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam. Bahwa beliau bersabda:

“Apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta suaminya.” (HR.Ahmad dan An-Nasa’i, di Hasan-kan oleh Albani dalam Irwa’ no.1786)

Kalau kita lihat tuntunan islam diatas, ternyata bukanlah suatu yang sulit untuk dilaksanakan. Siapa pun bisa melakukannya. Disamping itu istri yang mempunyai tiga ciri diatas memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah, dan diibaratkan sebagai perhiasan dunia yang terbaik; sebagaimana yang dinyatakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:

“Dunia adalah perhiasan (kesenangan) dan sebaik-baik perhiasan (kesenangan) dunia adalah wanita (istri) shalihah.” (HR.Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash)

Diniatkan untuk Ibadah

Seorang istri yang baik akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas perasaannya. Lihatlah apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam ketika Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya:

“Siapa diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab, “Suaminya.. “ (HR. Hakim dan Al-Bazzar)

Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan istri kepada surga-Nya. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan di shahihkan oleh Al-Albani:

“Bila seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan dan memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya, maka kelak dikatakan kepadanya: “masuklah dari pintu surga mana saja yang engkau inginkan.”

Kemudian hendaklah istri mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam:

“Andaikan saja dibolehkan seseorang bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Tirmidzi: Hasan Shahih)

Terlalu banyak peluang bagi seorang istri untuk beribadah kepada Allah dalam rumah tangganya dan terlalu mudah dalam memperoleh pahala dalam kehidupan suami istri. Namun sebaliknya terlalu mudah pula seorang istri terjerumus kepada dosa besar kalau melanggar ketentuan yang telah Allah gariskan. Yang perlu diingat oleh istri ialah agar berupaya mengikhlaskan niat hanya untuk Allah dalam melaksanakan kewajibannya sepanjang waktu.

Menyenangkan Hati Suami

Apabila diperintah oleh suaminya, istri diwajibkan untuk mentaati. Dan apabila suaminya tidak ada dirumah, istri harus pandai menjaga dirinya dan kehormatannya serta menjaga amanah harta suaminya. Istri yang demikian ini akan dijaga oleh Allah sebagaimana Firman-Nya:

“ ..maka wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara (mereka).” (An-Nisa’: 34)

Adapun kriteria pertama dan ciri-ciri shalihah; Imam As-Sindi mengatakan dalam bukunya Khasyiah Sunan Nasai juz 6 hal 377: “Menyenangkan bila dipandang itu artinya indahnya penampilan secara dzahir serta akhlaq yang mulia. Juga terus menerus menyibukkan diri dalam taat dan bertaqwa kepada Allah.”

Banyak hal yang dapat menyenangkan hati suami, diantaranya: penampilan diri agar enak dipandang, dan berbicara dengan menggunakan tutur yang menyenangkan serta dalam hal pengaturan rumah mampu menciptakan suasana bersih dan nyaman.

a. Penampilan Diri

Umumnya suami lebih sering keluar rumah untuk menunaikan tugasnya apakah itu bekerja mencari nafkah ataukah berdakwah, sementara kita tahu keadaan di luar, sangat mudah sekali pandangan mata menjumpai wanita yang berpakaian minim dan menyebarkan aroma wewangian. Sekalipun seorang istri percaya suaminya akan berusaha memalingkan wajah dan menundukkan pandangannya karena takut dosa, namun laki-laki yang normal mungkin dapat tergoda melihat aurat yang haram tersebut. Diakui atau tidak, hal ini sangat mungkin terjadi.

Bagaimana seandainya istri merasa tidak perlu untuk tampil cantik dihadapan suami dengan alasan tidak adanya waktu karena telah tersibukkan dengan anak dan urusan rumah, apalagi bila tidak ada pembantu. Sehingga dengan penampilan seenaknya dan terkadang (maaf) menyebarkan aroma yang kurang sedap ketika menyambut suaminya yang baru datang dari luar.

Berpakaian model apapun yang diingini dan disenangi suami dibolehkan dalam syariat islam dan tidak ada batasan aurat antara istri dan suaminya. Dandanan yang memikat dan aroma parfum yang harum akan menjaga dan memagari suami dari maksiat. Mata suami akan tertutup dari melihat pemandangan haram di luar rumah bila mata itu dipuaskan oleh istrinya dalam rumah. Jika istri tidak dapat memuaskan atau menyenangkan suami sehingga suaminya sampai jatuh dalam kemaksiatan (tertarik melihat pemandangan haram di luar rumah) maka berarti si istri turut berperan membantu suaminya bermaksiat kepada Allah.

b. Berbicara yang Enak

Pada saat suami istri duduk-duduk sambil berbincang tentang barbagai hal, hendaknya istri memlilih ucapan yang baik dengan tutur kata yang indah dan lembut serta sedapat mungkin menghindari pembicaraan yang tidak disukai oleh suami. Demikian pula ketika suami berbicara istri sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian dan tidak memotong pembicaraan suami.

c. Pengaturan Rumah

Penting juga diperhatikan penataan rumah yang baik, bersih dari najis dan terhindar dari aroma yang kurang sedap. Walhasil, ciptakan suasana rumah yang menjadikan suami betah berada di dalamnya. Untuk membuat penampilan lebih menarik tidak harus dengan wajah yang cantik, demikian juga untuk membuat rumah bersih dan rapih tidak harus dengan harga yang mahal. Insya Allah semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah selama ada keinginan dan diniatkan ikhlas untuk mencari ridha Allah. Bukankah segala sesuatu yang baik itu akan bernilai ibadah bila diniatkan hanya untuk Allah?

Kamis, 24 Maret 2011

Mengatasi Kejenuhan & Menikmati Pekerjaan



“Work is either fun or drudgery. It depends on your attitude. I like fun. Bekerja tidak menyenangkan, tidak juga terlampau berat. Semua itu tergantung pada sikap Anda. Saya suka bekerja menyenangkan.”
Colleen C. Barrett

Setiap hari kita menghabiskan banyak waktu untuk bekerja, entah di kantor, pasar, sawah, lapangan atau di manapun kita berada. Seorang karyawan misalnya, rata-rata ia akan menghabiskan waktu 8 jam setiap hari. Delapan jam adalah waktu yang sangat panjang dan melelahkan bila kita tidak menikmati pekerjaan, tidak bersemangat, sedih, lesu, dan mengantuk. Seandainya dipaksakan pun hanya akan membuang waktu dan tenaga, karena hasilnya tidak akan maksimal.

Jenuh dan tidak menikmati pekerjaan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Tetapi kita harus pandai menyiasati agar hal tersebut tidak berlarut-larut dan menghambat produktivitas kita. Ada 7 kiat agar kita dapat menikmati pekerjaan dan mudah mengatasi kejenuhan, untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal.

Langkah pertama sebelum memulai bekerja adalah mencintai pekerjaan kita terlebih dahulu. Bermacam faktor dapat memicu kejenuhan, sehingga kita tidak dapat menikmati pekerjaan. Tetapi bila kita mencintai pekerjaan yang sedang kita tekuni, maka kita akan merasa lebih berarti, karena pada dasarnya setiap orang di dunia ini memiliki peran dan sama-sama penting.

Mencintai pekerjaan juga akan mendorong semangat kita untuk bekerja dengan penuh tangung jawab. Mengutip kata-kata seorang guru etos kerja Indonesia, Jansen Sinamo, “Kerja adalah amanah, Anda harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab.” Bertanggung jawab dalam arti melakukan apa yang terbaik seringkali berdampak nyata terhadap peningkatan kualitas hasil pekerjaan sekaligus semangat kerja kita.

Realitas kehidupan kerja juga tidak lepas dari berbagai macam hambatan, entah dalam bentuk persaingan atau sabotase, kurangnya fasilitas dan modal, tekanan dari atasan dan lain sebagainya. Tak jarang hambatan atau dalam bahasa positif disebut dengan `tantangan’ menjadikan kita tidak menikmati pekerjaan. Tetapi jangan pernah sekalipun membiarkan tantangan dalam pekerjaan menghambat kinerja kita.

Langkah yang dapat kita tempuh dalam menghadapi tantangan adalah berpikir positif. Dengan berpikir positif, kita akan melihat
tantangan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas diri kita. Pepatah bijak dari Jepang sebagaimana dikutip dalam The Prentice Hall Encyclopedia of World Proverb menyebutkan, “Adversity is the foundation of virtue Tantangan adalah dasar dari kebaikan. ”
Artinya, kita akan dapat menjaga semangat kerja tetap tinggi dan menikmati pekerjaan dengan selalu berpikir positif.

Selain itu, kenikmatan dalam menjalankan pekerjaan di antaranya dipacu oleh kemampuan yang kita miliki. Bila pekerjaan menuntut tingkat kemampuan tertentu, sementara kemampuan kita sendiri terbatas akan sangat mudah memicu suasana kerja yang menjemukan atau tidak menyenangkan. Alangkah baiknya jika kita selalu meningkatkan kemampuan, mengasah keahlian dan mengisi pikiran dengan informasi atau ilmu pengetahuan terbaru.

Langkah tersebut akan berpengaruh terhadap cara kita menyelesaikan pekerjaan, misalnya cara yang kita lebih bervariasi dan kreatif. Cara kerja yang kreatif lebih memastikan kita senang mengerjakan tugas kita. “…even without success, creative persons find joy in a job well done. Learning for its own sake is rewarding… – …meskipun tanpa kesuksesan, orang yang kreatif sangat menikmati pekerjaan yang dapat ia selesaikan dengan baik… Belajar hanya untuk meningkatkan kreatifitas akan selalu bermanfaat,” kata Mihaly Csikszentmihalyi.

Sementara langkah lain yang bisa kita tempuh untuk dapat menikmati pekerjaan adalah memupuk sikap konsisten. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa kehidupan di dunia kerja sarat dengan aneka tantangan. Tetapi bila kita selalu bersikap konsisten terhadap tujuan semula, yaitu menghasilkan pekerjaan terbaik, maka keresahan, kekhawatiran, kebosanan dan segala yang kurang menyenangkan dalam pekerjaan akan tergantikan dengan rasa tenang dan senang. Pada akhirnya sikap konsisten tersebut menjadikan kita lebih maju dalam bidang pekerjaan kita.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan skala prioritas dalam pekerjaan. Kerjakan tugas yang terpenting, dan menyelesaikannya sesuai dengan batas waktu yang sudah kita tentukan sendiri. Patuhilah target deadline atau batas waktu, dan kita patut malu jika melanggarnya. Dengan demikian, kita akan terpacu untuk segera menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa terbebani.

Sementara itu, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita selalu membutuhkan dukungan orang lain. John Ruskin menerangkan, “Every great man is always being helped by everybody, for his gift is to get good out of all things and all persons. Setiap orang yang hebat selalu didukung oleh orang lain, karena kebaikan yang ia dapatkan bersumber dari bermacam sebab dan dukungan orang lain.” Kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang-orang dalam lingkungan sangat berpengaruh terhadap suasana psikologis kita saat bekerja, terlebih terhadap hasil pekerjaan.

Maka langkah yang harus kita tempuh adalah menciptakan suasana kerja yang komunikatif. Luangkan waktu setidaknya untuk mendengar dan berusaha memahami harapan dan persoalan yang sedang dihadapi oleh orang-orang dalam lingkup pekerjaan kita. Dengan demikian akan tercipta saling pengertian dan jalinan keakraban, yang pada akhirnya melahirkan suasana menyenangkan dalam bekerja.

Mungkin salah satu sebab kita tidak bersemangat kerja, bosan, malas dan lain sebagainya dikarenakan potensi kita kurang diberdayakan atau kurang dihargai. Kalau saja potensi itu digabungkan dengan semangat kerja, pasti hasilnya sangat mengagumkan. Maka langkah yang bisa kita tempuh adalah mencoba saling memotivasi dan menghargai sesama rekan
kerja, atasan, bawahan maupun kolega kerja.

Motivasi dan penghargaan tidak saja menciptakan keakraban dalam lingkungan kerja, tetapi juga mengobarkan semangat untuk berpacu dalam prestasi. “Motivation is the fuel, necessary to keep the human engine running. Motivasi adalah bahan bakar, sangat penting untuk menghela semangat kerja manusia,” kata Zig Ziglar. Dengan saling menghargai dan memotivasi, kita akan senantiasa mendapatkan sumber semangat untuk lebih giat bekerja.

Satu hal yang harus kita pikirkan, waktu akan terus berlari tanpa memandang apakah kita sedang bersemangat kerja, lesu, gembira atau mengantuk. Maka jangan sia-siakan waktu, lakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Tujuh kiat di atas akan membantu kita bekerja dengan lebih baik, karena selalu ada jalan untuk melakukan pekerjaan kita dengan lebih baik. “There is a way to do it better…find it. Selalu ada jalan untuk bekerja dengan baik…carilah,” kata Thomas Edison.

Sumber: Mengatasi Kejenuhan & Menikmati Pekerjaan oleh Andrew Ho.

Selasa, 22 Maret 2011

Bahaya Radiasi Ponsel

Bagi yang suka berlama-lama dalam menggunakan telepon seluler, sebaiknya harus waspada. Pasalnya, sebuah penelitain terungkap, radiasi yang dihasilkan telepon seluler dapat menyebabkan kerusakan memori, sehingga dapat mempercepat penyakit pikun.

Penelitian yang dilakukan Lund University, Swedia, seekor tikus diuji coba dengan diberi radiasi telepon suleler dua jam dalam sepekan selama setahun. Hasilnya, tikus diberi radiasi mengalami ingatan yang jelek, ketimbang tikus yang tidak diberi radiasi.

Saat tikus yang diberi radiasi dilepaskan pada sebuah kotak dengan menaruh empat objek berbeda. Tikus tersebut tidak menunjukan ketertarikannya kepada objek itu. Hal berbeda justru dilakukan oleh tikus yang tidak diberi radiasi.

“Radiasi microwave dari ponsel. Menyebabkan aliran darah ke otak si tikus melambat. Karena, ada sel syarafnya yang rusak,” jelas salah satu peneliti Professor Leif Salford, demikian yang dilaporkan Sciencedaily, Minggu (7/12/2008).

Para peneliti menjelaskan, kerusakan syaraf terjadi kerena kerusakan sel di cerebral cortex dan hippocampus, atau bisa disebut pusat ingatan di otak. Kerusakan syaraf ini terjadi setelah enam pekan setelah diberi radiasi. Peneliti menemukan pengaruh pada sekelompok gen, tidak hanya gen secara individu.

Selain itu, Leif Salford juga juga menemukan albumin, protein yang berfungsi sebagai molekul penting di dalam darah, bocor ke otak saat binatang yang diselidiki di laboratorium terkena radiasi. Untuk kebocoran albumin ini bisa langsung terjadi.

Setelah mengetahui kerusakan pada tikus itu, mereka kini mencoba meneliti bagaimana hal itu bisa sampai terjadi.

“Meski baru sebatas pada tikus. Kami sarankan bagi pengguna, untuk tidak menggunakan ponsel terlalu dekat dengan telinga. Atau bisa menggunakan hands-free,” saran Professor Leif Salford.
Sumber : Susetyo Dwi Prihadi pada http://techno.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/07/56/171416/radiasi-ponsel-sebabkan-kerusakan-otak

Air si obat ampuh

Posted by Aby Jamil

Bisa dipastikan manusia tidak akan bisa hidup tanpa air. Air merupakan salah satu rahasia dan unsur utama asal mula pembentukan mahkluk hidup menjadi kebutuhan hidup yang mutlak.

Allah SWT telah berkehendak menjadikan bumi sebagai planet yang kaya akan air. Sekitar 71% permukaan bumi dipenuhi oleh air, sedangkan 29% lainnya adalah daratan. Bumi juga menerima limpahan air hujan dari langit setiap tahunnya sebanyak 380.000 km3, 284.000 km3 terbuang di lautan samudera dan 69.000 km3 di daratan.

Air memiliki manfaat yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Menjaga keseimbangan tubuh, kemampuan untuk mengoksidasi, mereduksi dan berinteraksi dengan berbagai bahan kimia, menggemburkan tanah untuk ditanami pepohonan dan manfaat lainnya bagi kehidupan makhluk hidup.

Allah SWT berfirman, “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. 21:30).

Begitu dahsyatnya eksistensi air di kehidupan manusia. Sejak dulu masyarakat juga menggunakan air sebagai sarana pengobatan yang ampuh. Dalam buku Terapi Air ( Mahmud, MH. 2007) disebutkan masyarakat mesir kuno telah memakai air sebagai sarana penyembuhan. Seorang dokter terkenal zaman itu, Amenhotep menganggap air sebagai unsur penting dalam setiap resep obat yang dibuatnya untu pasien.

Orang-orang Romawi dan Byzantium pun terbiasa menempuh cara-cara mandi uap, pijat dan penyembuhan alami dengan menggunakan air. Rasullulah senantiasa mengobati sakit demamnya dengan air. Dalam Ash-Shahihain diriwayatkan bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya akutnya demam adalah dari didihan neraka jahanam, maka dinginkanlah dengan air.” (HR. Bukhari).

Terapi Air Untuk Penyembuhan

Terapi dengan air adalah aneka cara pengobatan demi tujuan pengobatan. Tugas utama air adalah untuk memompa suhu panas dan dingin tubuh, sehingga perhajan terjadi peringatan mekanis dan kimiawi yang berdampak positif. Suhu panas tubuh menjadi pendorong yang positif bagi energi tubuh. Hal itu terjadi berkat pengaruh efektif air terhadap komponen sel-sel mikroorganisme yang terdiri dari elektron dan ion-ion.

Air merupakan sarana yang baik bagi suhu panas. Dengan air kita tidak terlalu banyak terpenagruh oleh panas maupun dinginnya suhu udara, seperti saat tubuh dicelupkan atau direndam di arir dingin maupun panas.

Ada juga terapi pemandian air panas, dengan air yang digunakan dapat mecapai 55 derajat celcius. Kondisi itu tergantung pada kemampuan tubuh seseorang dalam menghadapi suhu tinggi. Lamanya proses juga tergantung dengan kemampuan tubuh masing-masing orang.

Pemandian dengan air panas bertujuan untuk mengeluarkan keringat saat tubuh terserang demam atau penyakit-penyakit pada saraf dan kulit. Pemandian air hangat dengan suhu 30 derajat celcius juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit peradangan.

Sauna, terapi uap air dengan menggunakan suhu tinggi juga merupakan pengobatan untuk mengeluarkan keringat. Manfaatnya antara lain adalah untuk memperbaiki sirkulasi darah, meringankan nyeri otot, melancarkan buang air seni dan memjaga oragan reproduksi.

Terapi pemandian mineral alam, mungkin belum terlalu familiar. Pemandian tersebut bermanfaat untuk mengobati aneka penyakit rematik, saraf, liver, hati dan kulit. Hal itu bisa terjadi karena air mineral alam mengandung cairan klorida.

Selain itu juga, karena pemandian tersebut mengeluarkan panas belerang yang bermanfaat untuk mengobati beberapa jenis penyakit kulit yang berlarut-larut serta mengobati nyeri pergelangan tubuh.

Ketika tubuh orang yang sakit dibenamkan dan permukaan kulitnya menyentuh air, maka pori-porinya akan seperti terbakar dan aliran darah seperti menghisap sesuatu yang hilang dari tubuh seperti unsur kimiawi dan mineral yang akan memberi pengaruh positif bagi kesehatan.
Sumber : http://republika.co.id/berita/24506.html

Senin, 14 Maret 2011

kapan bayi duduk sendiri


Ada tiga kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh si kecil sebelum dia mampu untuk duduk sendiri. Apa saja kemampuan dasar itu, simak yang berikut ini:

1. Bayi mampu menegakkan kepala dalam semua sikap tubuhnya.
Bayi harus mampu untuk menahan kepalanya agar tidak terkulai ke samping, ke belakang ataupun ke depan. Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk merangsang bayi agar mampu menahan kepalanya untuk tidak terkulai:
* Sering-seringlah bermain dengan bayi anda di tmpat tidur. Pada saat itu, bayi senang memandang wajah anda, sehingga dia akan termotivasi untuk menggerakkan kepalanya ke tengah. Hal lain yang bisa anda lakukan adalah dengan menggantungkan mainan atau benda yang berwarna cerah kira-kira 20 cm di atas tempat tidurnya dengan tujuan untuk menarik perhatian bayi, sehingga dia akan tetap menahan kepalanya untuk di tengah.
* Ajak bayi Anda untuk bermain-main dalam posisi tengkurap. Secara reflex, bayi akan menahan kepalanya untuk tidak terkulai. Anda dapat membantunya dengan benda berwarna cerah yang dapat berbunyi sehingga bayi mau mendongakkan kepalanya dan melihat ke atas. Dengan cara melatihnya tengkurap, berarti bayi Anda telah melatih otot-otot leher nya agar lebih kuat ,serta melatih control kepalanya.
2. Melenturkan gerakan pinggul.
Artinya dalam posisi terlentang, bayi Anda harus mampu menekuk kedua keuda kakinya secara berbarengan sampai dapat terpegang olehnya. Untuk hal tersebut, ada baiknya agar Anda tidak sering membedongnya atau menggendongnya rapat-rapat dengan kain, Anda harus membiarkan Bayi anda memiliki banyak waktu agar dapat asyik bergerak semaunya di tempat yang luas dan aman.
3. Memutar badan dengan aktif
Maksudnya adalah bayi Anda harus mampu membalikkan tubuhnya dari posisi terlentang ke posisi telungkup. Anda harus rajin memberinya stimulasi agar bayi aktif bergerak untuk memutar pinggul dan bahunya. Rangsang bayi, sebaiknya sebelum 6 bulan, untuk aktif memutar badannya dengan cara meletakkan sesuatu benda yang sangat diinginkannya, bisa mainan atau biskuit, di dekat dirinya, lalu biarkan bayi bergerak dari posisi terlentang untuk meraih benda tersebut.

Setelah bayi Anda menguasai ketiga kemampuan dasar tersebut, bayi masih harus berlatih lagi untuk bisa mengkombinasikannya sehingga dia mampu untuk dapat duduk sendiri. Apapun itu,yang terpenting dalam perkembangan seorang bayi adalah rangsangan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Jangan sungkan-sungkan ya untuk tetap merangsang bayi Anda, jikalau memang nanti waktunya tiba, Anda akan terkejut melihat bayi anda sudah dapat duduk sendiri.

Uang Masa Depan


Sejarawan Prancis, Alexis de Tocqueville pernah memprediksi tentang keadaan keuangan masyarakat Amerika. Ia menuliskan ini sekitar 100 tahun yang lalu, "Tidak ada negara lain, di mana cinta akan uang telah tumbuh di dalam hati setiap orang."

Sekitar dua tahun terakhir, Amerika mengalami krisis keuangan yang disebabkan oleh gaya hidup masyarakatnya yang suka memakai "uang masa depan". Masyarakat Amerika hidup dengan kemudahan fasilitas kartu kredit, yang memacu orang untuk memakai penghasilan bulan depan untuk berbelanja.

Gaya hidup memakai uang masa depan ini yang kemudian membuat banyak orang terlilit utang, bunga bank yang relatif tinggi membuat banyak orang bangkrut dan menjadi miskin. Masyarakat di kota-kota besar di Indonesia pun mulai tertular gaya hidup yang gemar memakai uang masa depan ini.

Ada 3 langkah yang akan membantu anda keluar dari masalah lilitan utang:

Pertama, berhenti membuat utang baru, apalagi dalam jumlah yang besar.
Belajarlah mendisiplin diri untuk melihat dan mencatat uang tunai yang anda miliki, bukan melihat pada usaha apa yang bisa anda lakukan untuk mendapat pinjaman.

Jangan berusaha membuat utang baru untuk memenuhi apa yang anda inginkan, itu adalah jebakan yang akan membuat anda terpuruk lebih dalam.

Gunakan uang tunai yang ada untuk memenuhi kebutuhan, dan cukupkanlah diri dengan uang yang ada pada anda!

Kedua, rencanakan masa depan.
Seseorang mengamati perbedaan sikap dalam cara mengelola keuangan antara yang kaya dan yang miskin. Mereka yang kaya menginvestasikan sebagian dari uang mereka dan memakai sisanya; sementara yang miskin berupaya menghabiskan uangnya dan menginvestasikan apa yang tersisa.

Jika anda benar-benar ingin keluar dari lilitan utang, rencanakan masa depan dengan mengelola keuangan secara benar. John Maxwell merencanakan keuangannya dengan prinsip 10-10-80. 10% dari penghasilan dikembalikan kepada Tuhan sebagai persembahan perpuluhan, 10% untuk diinvestasikan, dan 80% dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Di sisi yang lain, jika anda menginginkan satu barang dan tidak memiliki uang untuk membelinya, menabunglah lebih dahulu. Setelah terkumpul baru membelinya secara tunai.

Ketiga, jangan mengharapkan mukjizat instan, jadilah penghasil uang yang baik.
Untuk dapat menjadi pengatur uang yang baik, anda harus memiliki uang untuk diatur. Bekerjalah secara maksimal untuk menghasilkan uang yang anda butuhkan. Jangan mengharapkan hujan uang karena Tuhan hanya akan memberkati orang yang bekerja keras dan cerdas.

---
Masalah keuangan menjadi penyebab orang kurang tidur atau tidak bisa tidur, menurunkan performa kerja, bahkan menjadi isu tertinggi yang menyebabkan perceraian.

Ada banyak masalah yang timbul karena tidak bisa mengelola keuangan. Jadilah pengelola uang yang baik!

-----

Kata-kata bijak:
Orang yang merdeka tidak mengikuti segala 'keinginan daging' yang membuatnya terlilit utang.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi

Di-online-kan oleh abi jamil