#featuredContent{float:left;width:407px;margin-right:10px;display:inline} #featured-slider{position:relative;overflow:hidden;width:407px;height:245px} #featured-slider .sliderPostInfo{position:absolute;bottom:2px;width:407px;min-height:30px;height:auto!important;background:url(http://4.bp.blogspot.com/-bp2HK6MdDXg/T5aB6vI5GPI/AAAAAAAAF98/gwCsmb8Fcks/s1600/transparant.png)} #featured-slider .sliderPostInfo p{color:#fff;font-size:1.1em;padding:0 5px} #featured-slider .sliderPostInfo h2{color:#FFF;font:bold 14px Tahoma;text-transform:none;padding:0 5px} #featured-slider .contentdiv{visibility:hidden;position:absolute;left:0;top:0;z-index:1} #paginate-featured-slider{display:block;background-color:#f0f0f0;margin-bottom:0;padding:0 0 5px} #paginate-featured-slider ul{width:415px;padding-bottom:0;list-style:none} #paginate-featured-slider ul li{display:inline;width:75px;float:left;margin-left:0;margin-right:8px;margin-bottom:3px} #paginate-featured-slider img{padding-top:5px;background:#f0f0f0} #paginate-featured-slider a img{border-top:4px solid #f0f0f0} #paginate-featured-slider a:hover img,#paginate-featured-slider a.selected img{border-top:4px solid #357798}

Halaman

Cari Blog Ini

Senin, 06 Juni 2011

Catatan Seorang Pria



Tahukah kamu, mengapa saya suka wanita yang berjilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan, bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini, mulai dari keluar pintu rumah hingga kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau, di kampus tempat saya seharian di sana, ke arah manapun saya memandang selalu membuat mata saya terbelalak . Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, yaitu mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.
Melihat ke depan, ada perempuan berlenggok dengan seutas Tank Top. Menoleh ke kiri, pemandangan “pinggul terbuka” . menghindar ke kanan, ada sajian “Celana ketat plus You Can see”. Balik ke belakang, di hadang oleh “dada menantang”. Astaghfirullah, kemana lagi mata ini harus memandang?
Kalau berbicara tentang ‘nafsu’, jelas saya suka. Hal seperti di atas, itu mah kurang merangsang. Tapi sayang, saya tidak ingin hidup ini di balut oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita, bukan sebagai objek pemuas mata, tetapi sebagai sosok yang mempesona, dan kalau di pandang, bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas di tarik oleh pikiran ‘ngeres’, dan hati pun menjadi keras.
Andai saja wanita mengerti apa yang dipikirkan seorang laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali, bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki dengan aset berharga yang mereka punya.
Istilah seksi --- kalau boleh saya definisikan--- berdasarkan kata dasarnya adalah ‘penuh daya tarik seks’. Kalau ada wanita yang dikatakan seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu,. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan di hargai, semestinya Anda malu. Karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi Anda, membayangkan Anda sebagai objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap Anda melakukan lebih seksi , lebih, dan lebih lagi. Dan Anda tau, kesimpulan apa yang ada dalam benak sang lelaki? Kesimpulannya yaitu Anda bisa di ajak untuk begini dan begitu, alias ‘gampangan’.
Mau tidak mau, sengaja atau tidak, Anda sudah membuat diri Anda tidak dihargai dan tidak dihormati oleh penampilan Anda sendiri, yang Anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu buruk terjadi pada diri Anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin Anda menjawab ‘lelaki’ , bukan? Betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di jaman sekarang ini.
Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalu tidak ada yang jual. Simpel saja,orang pasti beli kalau ada yang nawarin. Apalagi kalau barang bagus itu gratis, pasti semua orang akan berebut menerima. Nah, apa bedanya dengan Anda menawarkan penampilan seksi pada khalayak ramai? Saya yakin, siapa yang melihat pasti ingiin mencicipinya.
Begitulah seharian tadi, saya harus menahan penyiksaan mata ini. Bukan hanya hari ini saja, tapi seperti itulah rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya? Tapi saya sungguh takut dengan dzat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkannya? Sungguh, suatu dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.
Allah ta’ala telah berfirman,”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita-wanita beriman,’hendaklah mereka menahan oandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS.An-Nuur:30-31)
Jadi, tak salah bukan, kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer, menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor? Saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tidak bisa mempertanggungjawabkan nantinya. Jadi, tak salah juga, kalau saya paling malas di ajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian?
Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi Anda para wanita, apakah akan selalu dan semakin menyiksa kami sampai tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk, kemudian terpakssa mengambil keputusan untuk menikmati pemandangan yang Anda sajikan?
So, berjilbablah ! karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempesona, dan tentunya sejuk dimata.
(di kutip dari sebuah blog)

Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi pemicu bagi kita untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik lagi dan menjadi seorang hamba yang terus istiqomah berjuang di jalan-Nya.

http://lulu-nurlaila.blogspot.com/2011/01/jaga-kehormatanmu-wahai-saudariku.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar