#featuredContent{float:left;width:407px;margin-right:10px;display:inline} #featured-slider{position:relative;overflow:hidden;width:407px;height:245px} #featured-slider .sliderPostInfo{position:absolute;bottom:2px;width:407px;min-height:30px;height:auto!important;background:url(http://4.bp.blogspot.com/-bp2HK6MdDXg/T5aB6vI5GPI/AAAAAAAAF98/gwCsmb8Fcks/s1600/transparant.png)} #featured-slider .sliderPostInfo p{color:#fff;font-size:1.1em;padding:0 5px} #featured-slider .sliderPostInfo h2{color:#FFF;font:bold 14px Tahoma;text-transform:none;padding:0 5px} #featured-slider .contentdiv{visibility:hidden;position:absolute;left:0;top:0;z-index:1} #paginate-featured-slider{display:block;background-color:#f0f0f0;margin-bottom:0;padding:0 0 5px} #paginate-featured-slider ul{width:415px;padding-bottom:0;list-style:none} #paginate-featured-slider ul li{display:inline;width:75px;float:left;margin-left:0;margin-right:8px;margin-bottom:3px} #paginate-featured-slider img{padding-top:5px;background:#f0f0f0} #paginate-featured-slider a img{border-top:4px solid #f0f0f0} #paginate-featured-slider a:hover img,#paginate-featured-slider a.selected img{border-top:4px solid #357798}

Halaman

Cari Blog Ini

Sabtu, 28 November 2009

istiku yang muanizz

ISTRIKU

Saat aku pulang kerumah, istriku sedang memasak untuk makan malam, dia
terlihat bersemangat, saat melihatku dia memberikanku sebuah senyuman yang mampu menghilangkan kepenatan dari kerja dan kuliah yang mengikatku sepanjang hari ini. Begitu selesai memasak, istriku memelukku , dia bertanya, "sayang belum lapar kan ? boleh ngak ami mandi dulu sudah itu kita makan ?".

Dengan santai aku menjawab," ami makan saja dulu,abi masih kenyang nih .
. ., abi sudah makan diluar". Dari raut wajahnya aku melihat
ada kekecewaan, tanpa mengucapkan satu patah katapun, istriku menata
makanan di meja makan.

Aku tau kalau , istriku marah ! Istriku tidak seperti kebanyakan wanita
lainnya yang selalu ngomel kalau sedang marah, dia lebih memilih diam
kalau ada yang tidak sesuai dengan hatinya, tapi justru dengan sikap
diamnya itu, aku menjadi serba salah dan bingung harus berbuat apa.

Lamunanku terputus saat ku dengar istriku berkata dengan suara pelan dan
datar, "kalau saja abi memberitahukan ami lebih dulu, kalau ada rencana makan malam ditempat teman, aku tidak akan sekecewa ini, kebayang ngak betapa lelahnya aku hari ini, sepulangnya dari mengajar pergi kepasar dan langsung masak buat makan malam ? ".

Bukanlah menjadi kebiasaan istriku, selesai memasak langsung makan,biasanya mandi dulu setelah itu baru makan, tapi malam ini lain dari biasanya, masih dengan sikap diam istriku makan sendirian di meja makan tampa menyapaku dan yang lebih parah lagi dia bersikap seolah-olah aku tidak ada didekatnya. Satu sisi aku menyadari bahwa aku telah mengecewakan istriku sore ini, tapi satu sisi lagi, egoku sebagai laki-laki timbul dan aku rasa bukanlah hal yang besar dengan tidak memberitahukannya lebihdulu kalau aku sudah makan bersama teman dan akhirnya apa yang sudah disiapkan malam ini tidak aku sentuh sama sekali.

Aku tidak ingin aksi diam berlangsung lebih lama, perlahan-lahan aku
mengambil piring dan menaruh nasi dan lauk dipiringku, dengan harapan saat melihat aku makan dengan lahap, istriku akan memaafkanku.Dugaanku ternyata benar. Istriku adalah wanita yang penyabar. Kata-kata halus dan manjanya yang buat aku jatuh hati ketika pertama kali aku bertemu dengannya dulu..dia tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahuku.

istriku adalah wanita terbaik yang pernah aku kenal dan yang aku miliki,setelah ibuku tentunya..dia segala-galanya bagiku, dan yang paling penting istriku cinta dan takut kepada Allah dan RasulNya

Dan memang benar, apa yang aku takutkan menjadi kenyataan,ternyata istriku belum lupa kejadian tadi sore, dengan pelan dia mengatakan,"aBi, kalau ingin dihargai oleh pasangan,abi harus lebih dahulu menghargai pasangan abi ".

Egoku keluar dan mencoba membela diri, "ami saja yang berlebihan,abi
rasa apa yang papa lakukan sore ini bukanlah masalah besar".

Sambil tersenyum istriku memelukku dan tersenyum, walau aku tau senyumannya bermakna mengolokku, "iya deh, ami tidur duluan, ternyata egonya laki-laki tinggi juga ya ? ? ?".

Sebenarnya aku setuju dengan apa yang dia katakan, betapa tingginya egoku
sebagai laki-laki, sebagai kepala keluarga ! apa susahnya untuk minta maaf. Suatu hari istriku berkata bahwa aku termasuk suami yang langka, mau membantu istri di dapur, bahkan kalau istriku lagi melakukan pekerjaan didapur atau sedang tidak fit, tanpa ada rasa gengsi aku membantunya menyuci baju/piring ataupun pekerjaan rumah lainya.

Istriku sangat perfectionist , hal yang kecilpun menjadi perhatiannya, disinilah letak perbedaan antara aku dan dia. Aku teringat, saat kami masih ta’aruf, saat aku ulang tahun dia membawakanku hadiah dan tulisan yang bertuliskan pesan-pesan untukku. Sungguh hati ini bahagia dan nyaman sekali bila selalu disampingnya.senyumnya lepas segala keresahan hati yang gundah,yang paling aku suka dari istriku adalah suaranya yang merdu ketika melantunkan AlQur’an dan nasheed kesukaanku.



Aku sering mendengar cerita atau tak jarang melihat sendiri, para lelaki [suami] terlalu angkuh dengan posisinya sebagai kepala keluarga dan berharap si istri yang mengalah dan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju harus mengerti apa yang menjadi kemauan si suami.semoga aku tidak seperti lelaki yang demikian .smoga allah selalu memberikan hidayahNya untukku dan pembaca yang budiman jua..Aamiin.

Bukankah Allah memberikan pendamping bukan untuk di perintah-perintah,
untuk disuruh-suruh atau untuk dilukai seenak perut ! tapi di sediakan
untuk menjadi pendamping, rekanan dan penopang dalam membina mahligai rumah tangga agar menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah?

Sambil memandang wajah istriku yang sedang tertidur pulas disampingku,
"ami, abi janji tidak akan melukai hati ami lagi ", janjiku dalam
hati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar