#featuredContent{float:left;width:407px;margin-right:10px;display:inline} #featured-slider{position:relative;overflow:hidden;width:407px;height:245px} #featured-slider .sliderPostInfo{position:absolute;bottom:2px;width:407px;min-height:30px;height:auto!important;background:url(http://4.bp.blogspot.com/-bp2HK6MdDXg/T5aB6vI5GPI/AAAAAAAAF98/gwCsmb8Fcks/s1600/transparant.png)} #featured-slider .sliderPostInfo p{color:#fff;font-size:1.1em;padding:0 5px} #featured-slider .sliderPostInfo h2{color:#FFF;font:bold 14px Tahoma;text-transform:none;padding:0 5px} #featured-slider .contentdiv{visibility:hidden;position:absolute;left:0;top:0;z-index:1} #paginate-featured-slider{display:block;background-color:#f0f0f0;margin-bottom:0;padding:0 0 5px} #paginate-featured-slider ul{width:415px;padding-bottom:0;list-style:none} #paginate-featured-slider ul li{display:inline;width:75px;float:left;margin-left:0;margin-right:8px;margin-bottom:3px} #paginate-featured-slider img{padding-top:5px;background:#f0f0f0} #paginate-featured-slider a img{border-top:4px solid #f0f0f0} #paginate-featured-slider a:hover img,#paginate-featured-slider a.selected img{border-top:4px solid #357798}

Halaman

Cari Blog Ini

Rabu, 20 April 2011

Menjaga Lisan



setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi mungkar ( memerintahkan kebaikan, melarang kemungkaran) dan Dzikrullah Azza wa Jalla (mengingat Allah Azza wa Jalla). (HR Tirmidzi)

Mengapakah pada saat-saat beribadah kepada Allah, kita sering tidak merasakan kekhusyukan, apalagi sampai dapat menitikkan air mata, sehingga hampir tidak pernah terasakan lagi lezat dan nikmatnya menghadap Allah?

Ternyata semua itu berpangkal dari hati yang kesat dan kotor. Di dalam hati yang demikian memang tak akan pernah bersemayam nuur (cahaya) iman yang sesungguhnya.

Akibat lain dari memiliki hati yang busuk, kusam, kusut, dan kotor adalah tidak akan pernah mampu kita melahirkan kalimat-kalimat lisan yang benar dan bermutu. Tiap-tiap kalimat yang keluar dari lisan, kata Syeikh Ibnu Atha’illah, pastilah membawa corak bentuk hati yang mengeluarkannya. Betapa tidak? Hati itu bisa diibaratkan dengan teko. Teko hanya mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka yang keluarpun pastilah air kopi. Demikian pula jika isinya air bening, maka yang keluar pun pstilah air bening,

Terjadinya lisan seseorang menghamburkan kata-kata kasar, menyakitkan, jorok, dan sia-sia, semua itu, tidak bisa tidak, bersumber dari hati yang tidak beres. Seseorang yang hatinya tidak selamat akan sangat sulit mengendalikan lisannya. Apa saja yang terlihat di depan matanya niscaya akan membuat lidahnya gatal untuk segera berkomentar, terlepas dari komentarnya itu bermutu atau tidak, bermanfaat bagi dirinya atau tidak, ada yang mendengarkan atau tidak. Jelas, tak akan pernah disadari bahwa perkataaanya mungkin bisa sisa-sia.

Bahakan tidak jarang pada akhirnya sang lisan jadi tergelincir ke dalam perbuatan ghibah karena hanya gemar menyelisik kekurangan dan air orang lain. Bilapun perkataannya didengar oleh orang yang dinilainya, maka jadilah ia perkataan yang menganiaya dan menyakiti perasaannya. Bahkan tidak jarang pula lebih meningkat lagi daripada itu, yakni fitnah! Padahal, sungguh pandangan manusia itu amat terbatas untuk menilai kebaikan atau keburukan seseorang.

Perkataan yang kurang bermutu dan hampa maknsa bisa juga keluar dari lisan seseorang yang didasari oleh hati yang tidak ikhlas. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Adalah ia seroang sahabat, guru, atasan, bahkan mubaligh atau orang tua sekalipun. Mengapa ada seorang anak yang habis-habisan dinasihati oleh orang tua atau gurunya, tetapi tetap saja berkelakuan buruk? Jawabnya, mungkin karena mereka tidak menasihatinya dengan hati yang benar-benar tulus semata-mata ingin membimbing sang anak ke jalan yang benar. Mungkin nasihat itu keluar dari lisannya seraya hatinya penuh diselimuti nafsu amarah.

Mengapa pula seorang mubaligh telah habis-habisan berceramah menyampaikan kebenaran, tetapi toh tak membekas sama sekali di hati para jamaahnya? “kemungkinan yang demikian itu dari engku sendiri,” kata Muhammad bin Wasi’, seorang ulama ahli ma’rifat. Sebab, kata Wasi’, bila nasihat itu keluar dai hati yang ikhlas, pastilah masuk ke dalam hati. Sebaliknya nasihat yang hanya berupa gubahan lidah dan reka-rekaan belaka, ia akan masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Sebagus apa pun kata-kata yang terucap, bila keluar dari hati yang riya, sum’ah (sekedar mencari popularitas), ujub, atau takabur, maka ia taka akan pernah mampu menghunjam ke dalam lubuh hati pendengarnya.

Lidah memang tak bertulang. Mengeluarkan kata-kata yang bagimanapun dari lisan sungguh termat mudahnya. Akan tetapi, apa dampaknya dan bagaimana akibatnya, itulah yang sering tidak terpikirkan. Sepatah kata yang terucap sama sekali tidak akan membuat tubuh seseorang terluka, namun siapa yang tahu kalau justru hatinya yang tersayat-sayat. Atau sebaliknya, sepatah kata yang terucap, justru malah menjadi penyebab si pengucapnya mendapat celaka ataupun selamat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak. Rasulullah saw bersabda, “setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (bukan memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma’ruf nahi munkar dan Dzikrullah ‘Azza wa Jalla!” (HR Trimidzi)

Karenanya, jangan heran kalau hanya disebabkan sepatah dua patah kata saja yang terlontar dari mulut bisa terjadi perkelahian, dua orang saudara bisa bermusuhan, bahkan membuat seseorang mendekam di balik terali besi. Sebaliknya, tidak perlu heran pula bila berkat satu dua patah kata seseorang bisa selamat dari malapetaka yang akan menimpanya.

Apalagi balasan yang akan menimpa kita di akhirat kelak sebagai akibat terpelihara atau tidaknya lisan. “Barang siapa yang memelihara apa yang ada di antara janggutnya (yakni lisannya) dan apa yang ada di antara kedua pahanya (yakni farjinya) karena aku, “ sabda Rosulullah, “niscaya akan kujamin dia masuk surga” (HR Bukhari). Sesungguhnyalah, “Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan farji” (HR Tirmidzi).

Dengan demikian, hendaknya kita selalu berhati-hati dengan lisan. Setiap kata yang hendak diucapkan hendaknya terlebih dahulu dipikirkan masak-masak. Sekiranya kata-kata yang akan terucapkan itu tidak ada manfaatnya, sebaiknya kita memilih diam. Rosulullah saw bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim)

Lidah, tanda tenaga dan tanpa biaya bisa kita gerakkan setiap saat. Barang siapa di antara kita terlampau banyak bicara, akan sangat cepat mengeraskan hati. Orang yang paling beruntung di dunia ini adalah “fal yaqul khairan au liyashmut” – orang yang sangat bisa memperhitungkan setiap kata-kataya. Barang siapa yang berpiirnya lebih banyk daripada bicaranya, insyaAllah, kata-katanya akan membersihkan hati.

Hati yang selamat, Subbanallah, siapapun pasti merindukannya. Hati yang selamat tidak ahanya akan menyelamatkannya di dunia, tetapi juga di yaumil hisab nanti. Yakni, “Yauma laa yanfa’u maalun walaa banuun, illaa man atallaaha bi qalbin saliim” (QS Asy Syu’ara [26] : 88-89). Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi bermanfaat, kecuali hati yang selamat!
Dari Buku Bening Hati KH Abdullah Gymnastiar oleh Basyar Isya


Siapa pun yang ingin atau yang sudah menikah, tentunya menginginkan rumah tangganya sakinah mawaddah wa rohmah. Dengan persepsi yang berbeda-beda dari masing-masing orang mengenai hal itu, maka berbeda pula usaha yang dilakukan ke arah itu.

Banyak sebagian orang, yang melakukan persiapan menuju pernikahan dan rumah tangga yang didambakan, dengan memegang persepsi yang dimilikinya. Sebagai contoh, ada yang ingin mengenal calon pasangannya terlebih dahulu, yaitu dengan melakukan pacaran. Ada juga yang menganggap, bahwa apabila ingin terbentuk rumah tangga yang bahagia, harus membangun cinta terlebih dahulu oleh masing-masing calon pasangan, sebelum menuju ke pernikahan.

Namun, presepsi-presepsi tadi sungguh keliru, dan banyak fakta yang membuktikan, bahwa hal itu tidak benar. Pacaran atau perkenalan dengan calon pasangan dalam waktu yang lama, tidak menjamin seseorang akan merasakan bahagia di dalam rumah tangganya kelak. Bahkan banyak sekali kasus retaknya rumah tangga, dikarenakan merasa tertipu dengan pasangannya yang berubah, dan tidak seperti orang yang dikenalnya dimasa pacaran.

Sebagai orang beriman, dengan syariat yang dipegangnya, meyakini bahwa ketika menginginkan terbentuk rumah tangga yang harmonis, maka mereka akan mengikuti proses yang syar’i, baik sebelum dan sesudah menikah. Dengan proses inilah, maka rumah tangga yang didambakan, insya Allah akan terwujud.

Seperti apa saja proses yang syar’i sebelum dan sesudah menikah, dan bagaimanakah kiat-kiat menjaga keharmonisan rumah tangga kita agar tetap sakinah mawaddah wa rohmah. Inilah beberapa kiat diantaranya.

1. Berbagi visi dan cita-cita

Dalam menentukan pasangan hidup, tentunya di awal pernikahan kita harus benar-benar meluruskan niat kita. Seseorang pastinya memiliki visi dan cita-cita yang dipegangnya, maka alangkah baiknya jika calon pasangan yang akan menjadi pasangan hidup nanti, memiliki visi dan cita-cita yang tidak jauh berbeda , terutama yang satu fikroh dari segi agamanya atau satu manhaj, agar nantinya lebih mudah dalam berkomunikasi dan menentukan arah dan langkah hidup selanjutnya.

2. Saling percaya

Menjaga kepercayaan yang diberikan pasangan hidup kita, merupakan hal yang harus dilakukan. Jagalah kepercayaan ini dengan baik, dan hendaknya berjalan lurus sesuai tuntunan agama, maka yang akan tumbuh adalah rasa saling percaya.

3. Saling menghargai

Dalam hal ini kita bisa mencontoh Rasulullah SAW, yang begitu lembut dan menghargai para isteri beliau. Sampai-sampai, pada suatu hari Rasulullah SAW pulang larut malam dan tak dapat membuka pintu karena isteri Beliau tertidur di depannya, maka Rasulullah SAW memutuskan tidur di luar rumah,… subhanallah.

4. Mudah memaafkan

Dalam hidup ini, tentu saja tak ada gading yang tak retak, maka jika salah satu diantara pasangan hidup kita berbuat salah, maka maafkanlah, dan selesaikan semua persoalan dengan bijak.

5. Keterbukaan

Sebagai pasangan suami atau istri, jangan pernah ada sedikit rahasiapun yang tertutupi. Segala permasalahan baik yang besar dan kecil, hendaknya kita ceritakan dengan pasangan hidup kita, dengan catatan semua itu untuk kebaikan bersama, adapun kalau sekiranya ketika kita melempar satu masalah pada pasangan hidup kita kemudian akan membuat pasangan hidup kita jadi tidak nyaman, maka alangkah baiknya kita selesaikan masalah tersebut tanpa melibatkan pasangan kita.

6. Bersahabat dalam suka dan duka

Kebahagiaan pasangan adalah kebahagian kita, kesedihan pasangan juga kesedihan kita. Hendaknya kita selalu bersama dengan pasangan hidup kita baik suka maupun duka. arungi samudera rumahtangga bersama untuk menuju ketepian dengan bahagia.

7.Menerima kekurangan pasangan hidup

Kita ketahui bahwa manusia adalah tempat salah dan lupa. Pasangan hidup kita tentunya bukan malaikat, dan pastinya punya kekurangan, juga pernah melakukan kesalahan. Namun yakinlah, di balik kekurangan pasangan hidup kita, pasti Allah SWT ciptakan berbagai kelebihannya. Dan yakinlah, pasangan hidup yang dipilihkan Allah untuk kita, adalah yang terbaik. jadi adanya suami istri adalah untuk sa,ing melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing, bukan untuk saling membanggakan diri dan meremehkan yang lain.

8.Bersikap murah hati dalam kemesraan

Biasanya wanita lebih bersifat romantis dibandingkan seorang pria, Namun berusahalah, diantara masing-masing pasangan, baik suami atau istri, untuk sama-sama memiliki sikap romantis pada pasangan hidupnya. Walaupun hanya sikap romantis yang kita anggap ringan, semisal kata-kata yang lembut, ber sms mesra dengan menanyakan kabar, dan lain sebagainya.

9.Ciptakan kejutan bagi pasangan

Kadang-kadang kejutan yang kecil pun sangat bermakna bagi pasangan hidup kita. Semisal membawakan oleh-oleh makanan kesukaannya, atau memberikan hadiah karena kebaikan yang dilakukannya selama ini, atau mengatakan cinta setelah sekian lama tidak kita ucapkan. Dan kejutan-kejutan lainnya yang akan membahagiakan pasangan hidup kita. Jangan lupa ucapkan syukur kita pada Allah SWT, yang telah menganugerahkan pasangan hidup untuk kita.

10.Jangan sepelekan janji

Bila sudah berjanji dengan pasangan hidup kita, usahakanlah untuk menepatinya, biarpun untuk hal-hal yang kecil atau sepele. Namun masing-masing pasangan pun harus bisa memaklumi, jika janji yang diucapkannya tidak ditepati, karena mungkin ada hal yang lebih penting. Ya semua akan terasa indah manakala kita dapat memahami setiap pasangan hidup kita.

Demikian, beberapa kiat yang bisa kita usahakan, agar keharmonisan di dalam rumah tangga bisa terjaga dengan baik. Mudah-mudahan pembahasan kali ini dapat memberikan pencerahan bagi keluarga muslim dimana saja. Sampai disini perjumpaan kita dalam Panduan Keluarga, dan Insya Allah kita bertemu kembali di Panduan Keluarga berikutnya, tentunya dengan tema-tema yang menarik lainnya. Wallahu’alam.

Wasslamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yang Membuat Wanita Suka Pria



VIVAnews - Pria bisa menjadi sangat seksi di mata wanita. Bukan hanya karena bentuk tubuh dan parasnya yang rupawan, tapi juga sikap manisnya yang membuat wanita jatuh cinta.

Berikut beberapa karakter pria yang mampu membuat wanita tak ragu mengejar, seperti dikutip dari laman Times of India:

1. Diam

Wanita menyukai karakter ini karena menyimpan sisi misteri. Bagi wanita, karakter ini memperlihatkan sosok yang memancing rasa penasaran. Namun, bukan berarti wanita tak suka pria yang banyak bicara. Hanya, wanita seringkali merasa hilang rasa saat melihat pria banyak cakap yang tak alami. Wanita justru akan melihat sisi kekonyolan dari pria yang banyak bicara hanya demi menarik perhatian wanita.

2. Membangun Mistik

Sekali lagi, wanita sangat senang sisi misteri seorang pria. Wanita akan menyimpan rasa penasaran saat melihat banyak informasi yang masih tertutup saat berkenalan. Wanita suka pria yang tak terlalu banyak mengumbar cerita sebelum ditanya.

3. Humor renyah

Wanita senang pria yang humoris tetapi tidak ‘jayus’. Selain mencairkan suasana yang beku, humor yang menarik bisa menjadi daya tarik tersendiri di mata wanita. Humor bisa mengungkap kecerdasan pria.

4. Tarik ulur

Wanita suka dibuat penasaran. Itulah mengapa wanita seringkali justru tergila-gila dengan pria yang tak terlalu agresif. Rasa penasaran itu seringkali tumbuh menjadi rasa kehilangan saat si pria tiba-tiba menghilang sesaat dan muncul lagi dengan sentuhan romantis.

5. Penuh perhatian

Setiap gadis senang diperlakukan seperti putri. Namun, sebelum melakukannya lebih jauh seperti membeli mawar dan kado, kirimkanlah pesan-pesan sederhana yang mampu menarik perhatiannya.

sumber : http://id.berita.yahoo.com/yang-membuat-wanita-menggilai-pria-20110418-003833-028.html